Penanews.id,BANGKALAN-Para petani di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Idrus Syamsi, seorang petani asal Desa Dabung, Kecamatan Geger, salah satunya.
Idrus bilang para petani di Desa Dabung telah memulai masa tanam padi sudah hampir setengah bulan. Namun hingga kini belum di pupuk.
“Kita belum bisa memberikan pupuk, kita kesulitan dapat pupuk subsidinya,” ujar dia kepada Penanews.id. Selasa, 22 November 2022.
Idrus mengatakan kebutuhan pupuk di Desa Dabung setiap kali Panen sekitar 300 ton. Hingga hari ini, sambung dia, pupuk yang masuk masih 24 ton.
“Ketimpangan dan kekurangannya sangat tinggi. Padahal padi bagi petani harapan untuk bertahan hidup,” ujar dia.
Oleh karena itu, Idrus berharap Dinas Pertanian Kabupaten Bangkalan tidak tinggal diam dan segera mencari solusi soal kelangkaan pupuk bersubsidi.
“Mungkin kekurangan pupuk ini tidak hanya di desa kami. Desa lain infonya banyak yang kekurangan,” papar dia.
Tak hanya itu, Idrus mengingatkan pihak distributor pupuk agar tidak main mata soal pendistribusian, mengingat petani sangat membutuhkan.
“Jangan sampai jatah desa kami dialihkan ke desa lain. Kami menenggarai adanya kebocoran pendistribusian pupuk,” tegas dia.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Holti Kultura (Disnatahotbun) Bangkalan Puguh Santoso saat hendak di konfirmasi soal masalah ini melalui telepon seluler tak kunjung memberikan respon.
Meski nomor telepon Puguh Santoso berdering, namun yang bersangkutan tak kunjung mengangkat telepon walaupun Penanews.id mencoba menghubungi lebih dari tiga kali.
Terpisah, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bangkalan, H. Abdul Aziz mengaku tidak habis pikir dengan pola pendistribusian pupuk bersubsidi sehingga menyebabkan kelangkaan.
Seharusnya, lanjut dia, Pupuk Indonesia (PI) dan Dinas Pertanian Jawa Timur lebih peka dan sudah mengisi gudang penyanggah di Desa Kelean dan Socah, sejak bulan September- Nopember lalu.
“Ini masalahnya lambatnya penstribusian, sehingga kelangkaan terjadi,” ujar dia.
Tak hanya kelangkaan pupuk bersubsidi, Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga menyinggung soal berkurangnya kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Bangkalan yang hampir mencapai separuh.
“Dulu itu kita mendapat 22 ribu koma sekian ton untuk pupuk urea, sekarang menjadi lima belas ribuan. NPK awalnya 15 ribu kini hanya 5.600 ton,” terang dia.
Oleh karena itu, Komisi B kata H. Abdul Aziz Kamis, 24 November 2022 mendatang akan audiensi dengan DPRD Jawa Timur, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Pupuk Indonesia (PI).
“Kami rencana Kamis besok untuk menagih sekaligus menyampaikan keluhan para petani Bangkalan,” tutup dia.
Abdi