
Penanews.id, JAKARTA – Sebanyak 4,4 miliar buah atau 14.254 ton masker produksi dalam negeri menumpuk di gudang. Sebagian industri pun sudah mulai menghentikan produksi masker akibat penurunan permintaan.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan, penumpukan terjadi karena jumlah produksi masker medis tahun lalu mencapai 4,63 miliar buah. Sementara kebutuhan di dalam negeri hanya 176,59 juta buah.
“Stok sudah menumpuk karena permintaan turun dan pasar eskpor semakin ketat,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (18/5).
Menurut dia, penurunan kasus Covid-19 menyebabkan permintaan masker melandai. Apalagi saat ini, Presiden Joko Widodo juga telah mengizinkan untuk tidak menggunakan masker di luar ruangan.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendata, produksi APD medis mencapai 108.226 ton atau 432,9 juta buah pada 2021.
Sementara itu, total kebutuhan domestik hanya 3.721 ton atau 14,88 juta buah, sedangkan permintaan ekspor hanya mencapai 314,9 ton. Dengan demikian, saat ini surplus APD medis pada 2021 mencapai 104.189 ton atau sekitar 416,75 juta buah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melonggarkan pemakaian masker di tengah masyarakat. Kebijakan ini mempertimbangkan kondisi penularan Covid-19 yang semakin melandai.
Jokowi mengatakan, masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka bisa melepas masker. Namun, mereka yang berada di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus memakai masker.
Jokowi telah menyiapkan masa transisi menuju endemi Covid-19 dalam enam bulan. Kebijakan tersebut berdasarkan kasus Covid-19 yang terus menunjukkan penurunan.
Namun, Jokowi tidak ingin Indonesia langsung menuju tahap endemi tanpa transisi terlebih dulu. Di sisi lain, sampah masker sekali pakai meningkat dan menjadi permasalahan baru sejak munculnya pandemi Covid-19.
Pasalnya, sampah ini masuk daftar salah satu jenis sampah paling yang sulit diurai, bahkan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun.
Sumber: katadata.co.id