
Penanews.id, BANGKALAN – Siapa sangka, lahan yang dulunya menjadi tempat pembuangan sampah di Perumahan Pondok Halim 2, Desa Burneh, Bangkalan, kini berubah menjadi kebun cabai yang hijau dan produktif.
Baca Juga:
Berkat inovasi Jufri Kora, Ketua RW 9 setempat, lahan tersebut tidak hanya tertata rapi tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Jufri mengawali gerakan urban farming ini pada awal Januari lalu. Ide tersebut muncul setelah ia melihat unggahan story WhatsApp Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Bangkalan, C. Hendry Kusuma Karyadinata, yang menampilkan penggunaan polybag untuk bercocok tanam.
“Saya langsung tertarik dan menghubunginya. Alhamdulillah, responsnya sangat positif,” kata Jufri.
Pria kelahiran 1964 itu lantas memanfaatkan lahan kosong di RW 9 Perumahan Pondok Halim 2 yang sebelumnya kumuh dan kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Dengan tekad kuat, ia mengubahnya menjadi lahan budidaya cabai yang produktif.
Pilihan Cabai untuk Ketahanan Pangan
Jufri memilih cabai sebagai tanaman utama karena komoditas ini memiliki tingkat inflasi yang tinggi. Melalui urban farming, ia berharap dapat membantu memenuhi kebutuhan warga dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
Saat ini, budidaya cabai di Taman Laku (Bertani Mandiri, Belanja Berkurang) telah memiliki empat lahan, dengan tiga di antaranya masih dalam tahap penanaman. Diperkirakan, keempat lahan tersebut dapat menampung sekitar 700 pohon cabai dan 300 pohon tomat.
“Kami menggunakan sistem tanam polybag dengan varietas cabai unggulan ORI 212. Di lahan pertama yang sudah panen, hasilnya mencapai 6-8 kilogram,” ujarnya.

Dikelola oleh Kelompok PKK
Pengelolaan Taman Laku kini sepenuhnya diserahkan kepada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat. Kegiatan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga menjadi sarana silaturahmi bagi ibu-ibu di RW 09.
“Rutinitas perawatan meliputi pemupukan seminggu dua kali dan penyemprotan daun setiap dua hari sekali untuk mencegah hama,” jelas Jufri.
Sri Sudarwati, Ketua PKK RW 09, menjelaskan bahwa pengelolaan lahan dibagi dalam beberapa kelompok kerja (pokja). Sebanyak 30 anggota PKK terlibat aktif, dengan enam orang ditunjuk sebagai leader untuk tahap uji coba.
“Selain anggota PKK, warga sekitar juga turut membeli hasil panen. Keuntungannya kami gunakan sebagai kas PKK untuk pengembangan selanjutnya,” pungkas Sri.
Dengan semangat gotong royong, inisiatif ini tidak hanya menyulap lahan kumuh menjadi produktif, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di tingkat komunitas.
(IMAM)







