
Penanews.id, JAKARTA – Pelaku serangan bom pada sebuah Gereja di Makassar 2021 lalu adalah pasangan suami istri yang usianya masih di bawah 30 tahunan.
Pasutri ini, terpapar radikalisme lewat internet. Sebuah kelompok teroris merekrut mereka dan mengajari mereka merakit bom yang kemudian mereka ledakkan di Gereja itu.
Cerita ini menjadi cerita pembuka pada sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digelar oleh Anggota MPR RI Hasani Bin Zuber bersama Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Cholil atau Imanc.
“Bom di Surabaya juga pelakunya masih muda, ini adalah bukti kelompok teroris menyasar kaum muda untuk direkrut dan melakukan teror,” Kata Hasani, 27 Maret 2022.
Menurut Hasani, agar pemuda tak mudah terpapar radikalisme, fanatisme, dan ekstrimisme, salah satu solusinya adalah dengan menggiatkan sosialisasi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kalau empat pilar kebangsaan ini dihayati, dengan sendirinya akan menangkal masuk paham-paham Radikal,” katanya.
Mengingat upaya radikalisasi dilakukan sejak usia dini, maka upaya penangkalan melalui sosialisasi empat pilar kebangsaan pun mesti dilakukan secara masif dan ditujukan kepada generasi sejak usia dini.
Sosialisasi empat pilar, lanjut dia, mesti dijadikan langkah antisipatif bagi yang belum terpapar sekaligus langkah kuratif bagi orang-orang yang sudah terpapar radikalisme.
Pada bagian lain, ia menyebutkan mensosialisasikan empat pilar kebangsaan berarti sedang membangun karakter bangsa.
Membangun karakter bangsa berarti menenun benang-benang kultural, batiniah, dan afektif untuk membentuk cara hidup bersama orang Indonesia yang ber-Bhinekka Tunggal Ika.
EMbe