
Penanews.id, BANGKALAN – Sejumlah mahasiwa dari PMII Komisariat STKIP-PGRI, hari ini mendatangi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Bangkalan, Rabu, 18 Agustus 2021.
Audiensi ini didasari satu pertanyaan kenapa masalah kekeringan di sejumlah desa di Bangkalan tak kunjung bisa diatasi. Bila kemarau datang, pemberitaan wajib media salah satunya adalah droping air bersih.
Kepada Kepala Bidang (Kabid) Penyehatan Lingkungan dan Air Minun, Dinas PRKP, Rizal Mardiansyah yang menemui mereka. Badrut Tamam, Koordinator Audiensi, menanyakan soal ‘penyakit menahun’ yang tak kunjung sembuh bernama sulit air.
Ia membeberkan fakta bahwa sejak tahun 2017 hingga 2021, masalah kekeringan seolah tak kunjung mendapat solusi yang efektif.
Alih-alih berkurang, jumlah desa yang mengalami kekeringan justru terus bertambah setiap tahun.
“Dulu desa yang kekeringan diangka 25 titik, sekarang menjadi 85 titik, kami bersama teman-teman mahasiswa berharap dinas terkait bisa menemukan solusi.” kata dia.
Tak hanya mengeritik, mahasiwa juga memberikan solusi agar kekeringan bisa diatasi. Misalnya memamfaat teknologi serta peralatan paling canggih untuk mencari sumber mataair.
‘Seperti geolistrik, sehingga mempermudah Pencarian sumber mata air,” ujar dia.
Selain itu, kata Badrut, PRKP diminta membangun tandon, serta mengadakan pengeboran air, sehingga bisa menimalisir musibah yang sering terjadi.
“Selama ini dinas terkait masih kebingungan dengan langkah strategis untuk mengatasi kekeringan, kami meminta kepada Dinas yang bersangkutan bisa menggunakan anggaran yang ada, supaya anggaran tersebut tidak habis begitu saja.” Katanya.
Menanggapi itu, Rizal Mardiansyah membantah secara halus bahwa PRKP telah mengakomodir menangani desa-desa terdampak kekeringan.
“Cuma masalahnya terletak pada desa yang rata-rata sulit sumber bakunya, jadi salah satu solusinya pengeboran, kalau pengeboran tidak bisa, ada juga d tayping, artinya bisa kerjasama dengan desa sebelahnya dengan model perpipaannya,” terangnya.
Rizal pun berujar, pihaknya telah berupaya dengan cara mengajukan terhadap Pemerintah Pusat yakni, Badan Geologi, agar cekungan air tanah yang ada di sejumlah titik di Kabupaten Bangkalan bisa dikelola.
Namun untuk kawasan putih, lanjutnya, harus dilakukan pengeboran cukup dalam agar mendapat sumber mata air.
“Kami bekerja sama dengan badan Geologi untuk mengsulkan daerah terdampak,” dalih dia.
Sementara ini, kata Rizal, langkah strategis penanganan kekeringan di Bangkalan, pihaknya mengaku lebih kepada sarana dan prasarana air minum, seperti pipa dan tandonnya.
“Tahun ini untuk mempermudah droping kami membuka feemin air di daerah yang terdamlak kekeringan,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya mengaku ada pengeboran di daerah yang melami kekeringan, namun program tersebut belum terlaksanakan, karena sebelum adanya pengeboran perlu diadakan study geolistrik.
“Kalau ada sumber air, maka kita lakukan pengeboran,” ungkap dia.
SAE/Abdi