![](https://i2.wp.com/penanews.id/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241213-WA0102.jpg?resize=720%2C481&ssl=1)
Penanews.id,BANGKALAN– Upaya menimalilisir kekerasan dan carok di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur terus digalakkan.
Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, serta lainnya kompak mendeklarasikan stop kekerasan dan carok.
Komitmen anti kekerasan dan carok ini ditandai dengan pembacaan ikrar dan penandatanganan deklarasi peletakan senjata tajam.
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Agung Bangkalan itu, juga diisi dengan kegiatan seminar nasional bertema Menciptakan Budaya Penyelesaian Dendam Akibat Carok Berdasarkan Nilai-Nilai Adab Madura.
Dalam kesempatan itu, Pj. Bupati Bangkalan, Arief M. Edie, mengatakan bawa carok bukanlah tradisi masyarakat Madura, khususnya Bangkalan.
Menurut dia, masyarakat Madura, khususnya Bangkalan, sebagai komunitas yang humanis dan penuh rasa kekeluargaan.
“Yang saya rasakan, masyarakat Bangkalan adalah masyarakat yang humanis dan damai,” kata dia. Jumat, 13 Desember 2024.
Kekerasan seperti carok menurut pandangan Arief hanyalah perkelahian biasa yang tidak mencerminkan makna carok yang sebenarnya berdasarkan sejarahnya.
“Alhamdulillah, selama saya menjabat, Bangkalan tetap kondusif,” imbuh dia.
Arief berharap seminar ini mampu mengedukasi masyarakat untuk menyelesaikan konflik secara damai dan sesuai hukum.
“Acara ini menjadi langkah awal bagi Kabupaten Bangkalan dalam membangun budaya penyelesaian masalah tanpa kekerasan.
Deklarasi ini diharapkan menjadi titik tolak untuk memperkuat harmoni sosial dan menciptakan masyarakat Madura yang lebih damai dan beradab,” tutup dia.