
Penanews.id, BANGKALAN – Di masa pandemi akibat virus corona sekarang ini, jumlah penderita yang meningkat juga menyebabkan produksi limbah medis turut meningkat.
Di Wuhan China, tempat muasal virus yang menyerang sistem pernafasan ini, produksi limbah medis perhari mencapai 280 ribu ton pada Maret 2020 lalu.
Saat ini produksinya bisa jauh lebih tinggi setelah terjadi serangan gelombang kedua virus yang berasal dari kalelawat dan tenggiling ini.
Lalu bagaimana dengan Kabupaten Bangkalan? yang pasti produksi limbah medis, baik di rumah sakit, puskesmas hingga klinik, juga meningkat. Sebab, ada kebijakan sekali pakai alat pelindung diri para tenaga medis.
Sayangnya, Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan tak memiliki data produksi limbah medis di Bangkalan.
Menurut kepala lembaga ini, Anang Yulianto, penanganan limbah medis di Bangkalan ditangani langsung oleh Dinas Kesehatan dan rumah sakit.
DLH, kata dia, hanya sebatas mengawasi dan membina agar sampah medis tersebut ditangani sesuai prosedur, misalnya limbah medis harus disimpan dalam ruangan khusus dan tak boleh tercecer karena masuk kategori limbah berbahaya B3.
“Limbah medis, baik itu di rumah sakit atau puskesmas, disimpan dulu di tempat khusus. Nanti ada yang ngambil untuk dimusnahkan,” kata dia.
Bangkalan sendiri belum memiliki instalasi khusus pengelolaan limbah B3. Maka, Dinas Kesehatan dan rumah sakit daerah menggandeng pihak ketiga untuk mengelola dan memusnahkannya.
“Tiap tiga hari, limbah B3 itu diangkut oleh rekanan,” tutur Anang. EMBE