
Penanews.id, BANGKALAN – Forum Pimpinan Daerah (forpimka) Kabupaten Bangkalan takziyah ke rumah duka korban pemerkosaan di Kecamatan Kokop.
Rombongan berangkat habis salat jumat dengan pengawalan Patwal. Antara lain Bupati Bangkalan R Abdul Latief Amin, Kapolres Rama Samtama Putra, Ketua DPRD Muhammad Fahat, juga Kepala Kejaksaan dan Kepala Pengadilan Negeri.
Rombongan lewat jalur Utara. Belok kanan di Pasar Batu Biru Tanjung Bumi. jalur yang sama dengan yang dilewati korban pemerkosaan itu.
jalur ini sempit. bila berpapasan, satu kendaraan harus mengalah dengan menepi. Masuk wilayah Desa Bungkeng, jalan tak kian sempit tapi juga berkelok, naik dan menuruni bukit.

Saya melewati sebuah bukit berbatu yang dirimbuni pokok jati. Sepi sekali. Di sinilah pemerkosaan biadab itu terjadi 25 Juni lalu. Pikiran saya kemana-mana, membayangkan betapa mencekamnya suasana di malam Jahannam itu.
S hanya sendirian, dikelilingi 8 pria yang sedang birahi. Dia sempat meronta dan teriak, namun siapa yang akan mendengar di tengah belantara yang sepi itu.
Di ujung hutan itu, sampailah kami di Kampung Longka, Desa Bandang Laok. Setelah melewati jalan berlumpur menanjak, rombongan sampai di rumah almarhumah S.
Orang tua korban, pemuda dari persatuan mahasiswa kokop, juga tokoh NU setempat, menyambut rombongan. secara bergiliran, Bupati, Kapolres hingga kepala Kejaksaan langsung menemui anak almarhumah yang berusia 3,5 tahun.
Aneka bantuan diberikan. Mulai dari paket sembako hingga uang tunai. Kapolres Rama menambahkan seperangkat mainan masak-masakan yang langsung dibuka oleh balita yang nampak ceria itu.
Forkopimda kemudian menuju langgar kayu kuno untuk melantunkan tahlil dan doa untuk almarhumah.
“Anak ini sejak kecil saya yang asuh. makanya manggil Mamak ke saya. kalau ke ibunya (almarhum) malah manggil dengan nama panggilannya: Iyem,” kata Rupah, kakak almarhumah.

Kondisi rumah alrhumah S memprihatinkan. terdiri dari dua kamar dan dapur dari gedek bambu di bagian belakang. di situlah Almarhumah ditemukan lemas dan lalu meninggal diduga bunuh diri karena depresi karena diancam akan dibunuh jika tak mencabut laporan.
Di rumah kecil itulah, 7 anggota keluarga ini hidup.
“Setelah kejadian itu, adik saya tak cerita apa-apa. tingkahnya biasa. tapi setelah ada ancaman, dia menjadi murung, gak mau makan dan ditemukan lemas di dapur,” ungkap Misna ibunya sambil berurai airmata.
Setelah takziyah, Bupati Bangkalan Abdul Latif mengatakan akan memberikan perhatian khusus kepada keluarga almarhumah. Mulai dari akses fasilitas kesehatan dan kesejahteraan juga pendidikan khusus untuk sang anak.
Yang mungkin lupa tak disebutkan bupati adalah program bedah rumah, agar lebih layak dihuni…. (EMBE)