Penanews.id, BANGKALAN- Tragedi Pembunuhan yang menimpa Een (20), Mahasiswi UTM di Desa Banjar, Kecamatan Galis oleh kekasihnya, Maulidi, menambah daftar kasus kekerasan pada perempuan dan anak sepanjang tahun 2024 di Kabupaten Bangkalan.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB-P3A) Kabupaten Bangkalan, H. Sudiyo, mengatakan data kasus kekerasan pada perempuan dan anak di instansinya tercatat sebanyak 31 kasus.
“Tahun ini ada 31 kasus,” turur dia saat ditemui di Pendopo Agung Bangkalan, ditengah kesibukannya menyambut kedatangan Menteri PPPA, Arifah Choiri Fauzi. Jumat, 6 Desember 2024.
Meski tahun 2023 kasus kekerasan pada perempuan dan anak lebih banyak dari tahun 2024, yakni 40 kasus, namun intensitas volume kekerasannya lebih besar tahun ini.
“Misalnya Pembunuhan sadis terhadap mahasiswi UTM kemarin, pemerkosaan anak umur 6 tahun, ada lagi anak umur 11 bulan hamil, ini sangat memprihatinkan,” ujar dia.
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Layak Anak dan Raperda Pengarusutamaan Gender yang kini masih digodok oleh pihak legislatif sangat penting dan segera menjadi Peraturan Daerah (Perda).
“Kasus kasus yang terjadi perlu diminimalisir, agar perempuan dan anak bisa hidup tanpa kekerasan,” ucap dia.
Sudiyo bilang semua laporan kasus yang diterima Dinas P3A merupakan koneksi tiga instansi, yakrni Polres Bangkalan, Dinas Sosial dan Dinas KB P3A.
“Semua kasus yang laporannya masuk kepada kami, kita memberikan pendampingan, ranah kami (KB-P3A) dari sisi pendampingan psikologisnya,” tandas dia.
Abdi