Penanews.id, BANGKALAN – Acara imtihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Kholiliyah Desa Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur berlangsung meriah. Mengangkat tema: Haflatut Takhtij, rangkai imtihan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 10 sampai 13 Juni 2024.
Ketua Pelaksana Imtihan Yayasan Al-Kholiliyah, Muhlis mengatakan imtihan di yayasan ini dikemas dengan mengusung konsep multi mamfaat.
Selain ada unsur hiburan lewat pentas seni yang melibatkan seluruh siswa, kegiatan ini juga diupayakan punya mamfaat secara ekonomi lewat dibukanya bazar makanan. bazar makanan ini melibatkan pedagang kecil atau pelaku UMKM di Desa Geger.
Selain mamfaat dari segi ekonomi, imtihan ini juga mengajak masyarakat untuk hidup sehat, lewat kegiatan jalan santai.
“Jalan santai ini diikuti ratusan orang. Kami panitia menyediakan door prize,” katanya.
Menjaga Tradisi Imtihan
Secara sederhana, Imtihan bisa dimaknai sebagai perayaan kenaikan kelas dan kelulusan bagi siswa kelas akhir.
Di masa lalu, salah satu tujuam imtihan adalah ajang promosi sekolah untuk menggaet siswa baru. Acara pentas seni, serta aneka lomba terkait pelajaran sekolah, adalah cara sekolah ‘melaporkan’ ke para wali siswa tentang pencapaian apa saja yang didapat oleh anaknya selama bersekolah.
Namun di zaman media sosial yang serba canggih dan cepat saat ini, promosi ala imtihan oleh sejumlah kalangan dianggap tak lagi efektif.
Baca Juga:
Ketua Panitia Imtihan Yayasan Al-Kholiliyah Geger, Muhlis membenarkan munculnya penilaian di atas. Namun, kata dia, imtihan tak hanya tentang promosi, ada nilai-nilai lain yang tak akan ditemukan di media sosial yaitu nilai kebersamaan, kerukunan dan kekompakan antara guru, siswa, wali siswa dan masyarakat.
“Prinsipnya, kami memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik,” katanya.
EMbe