
Penanews.id, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menambah posisi Wakil Menteri di sejumlah kementrian. Salah satunya di Kementrian Dalam Negeri.
Pengamat politik dari Politica Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo menduga keputusan Presiden Joko Widodo dengan menambah posisi wakil menteri untuk Menteri dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian lebih bernuansa politis.
Rio menduga keputusan Jokowi menambah kursi Wamendagri berkaitan dengan penunjukan para penjabat untuk mengisi posisi kepala daerah yang sebagian akan masa habis masa jabatan pada tahun ini.
Melalui keputusan itu, kata Rio, Jokowi sedang ‘meyakinkan’ para pendukungnya terutama partai, bahwa Tito tak akan ‘main’ sendiri untuk menunjuk para penjabat kepala daerah.
Terlebih, Tito juga sempat bersitegang dengan PDIP terkait polemik penentuan jadwal Pemilu 2024.
“Perpres Wamendagri bisa terkait erat dengan banyaknya kepala daerah yang akan di-plt. Tentu banyak pihak berkepentingan di sana, partai politik misalnya,” kata dia dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (5/1).
“Ya semacam meyakinkan parpol agar Tito tidak ‘main’ sendiri nanti,” Ia menambahkan.
Rio ragu keputusan Jokowi menambah posisi Wamendagri disebabkan karena performa Tito.
Sebagai menteri, kata dia, kinerja Tito tak bisa dibilang buruk, walaupun juga tak disebut baik. Toh, katanya, Jokowi bisa saja mencopot Tito jika dinilai dari kinerja.
Menurut Rio, Tito menunjukkan kinerja stabil dan tak mencolok. Oleh karena itu, katanya, penambahan posisi wakil menteri untuk Tito lebih bermuatan politis.
“Makanya saya lebih melihat situasi ini sebagai langkah politis Jokowi yang sedang berdiskusi dengan parpol pendukungnya agar plt [Pj] nanti tidak menjadi ajang manifestasi kepentingan salah satu orang saja, Tito misalnya,” kata dia.
EMbe