Penanews.id, BANGKALAN- Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD tak hentinya menjangkiti masyarakat Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur meski saat ini sedang dihadapkan dengan ancaman bahaya paparan wabah virus corona.
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun Penanews.Id dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan hari ini, Jumat 19 Juni 2020, penderita DBD mencapai 32 kasus. Angka tersebut terhitung sejak bulan Januari – April 2020.
“Kalau kasus sampai bulan April 32. 1 Orang meninggal” Kata Kasi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Bangkalan, Maryamah kepada penanews.Id melalui sambungan telepon. Jumat, 19 Juni 2020 siang.
Beberapa bulan lalu, sejak Januari hinggi awal Februari 2020, dikutip dari Jurnalfaktual.id, Angka kasus DBD sebanyak 8 pasien. Akhir Februari, kasus itu melambung menjadi 20 kasus.
“Dari bulan Februari- April terdapat penambahan 12 kasus,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, secara akumulatif, Kasus DBD yang terjadi saat ini masih cukup rendah. Tahun 2019 jumlahnya mencapai 141 kasus.
“Jadi data yang kami miliki sampai sekarang kasus DBD 32 itu,” tegas dia.
Pihaknya kata Maryamah terus berupaya melakukan penncegahan agar wabah DBD tidak terus menyebar. Salah satu langkahnya adalah melakukan penyemprotan (fogging).
“Kami juga mengajak sekaligus menghimbau kepada mayarakat untuk hidu bersih, jangan membiarkan lingkungan kita kumuh, apalagi menampung air di wadah terlalu lama, karena nyamuk bersarang disana,” tandasnya.
Penting diketahui, Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue seperti dikutip dari www.allodokter.com.
Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap tahunnya.
Disebutlan pula, Demam berdarah merupakan salah satu penyakit tropis yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.
Abdi