
Penanews.id, BANGKALAN – Pastilah keluarga Rahmat teramat sedih. Sebab pemuda 30 tahun itu, baru empat hari lalu datang dari perantauan di Banjarmasin. Dan nahas, hari ke lima di kampung halaman, ia ditemukan tewas mengenaskan, tersungkur di tepi jalan Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, sekitar dua jam dari Kota Bangkalan.
Pembunuhan Rahmat terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Kamis 24 Oktober 2019. Lima jam berselang, Tim Satreskrim Polres Bangkalan, menangkap Sahri di rumahnya. pemuda 35 tahun ini diduga sebagai orang yang telah membunuh Rahmat.
Dalam sebuah rekaman video di aplikasi berbagi pesan, Sahri mengaku berasal dari Dusun Dumargah, Kecamatan Kokop. Ini dusun yang juga tertera dalam KTP korban Rahmat. Artinya Sahri tinggal satu kampung dengan korban.
Soal motif pembunuhan hingga kini masih buram. Dalam video itu Sahri tak menceritakan alasannya membunuh Rahmat. Dia hanya menceritakan menghabisi Rahmat dengan sebilah celurit.
Katanya, celurit itu dibacokkan ke tengkuk kepala kemudian punggung. Ia juga menikam perutnya sebanyak empat kali. Keterangan terakhir ini agak meragukan, bagaimana bisa dia menikam dengan celurit yang melengkung ujungnya.
Dikutip dari Surya.co.id, Kapolsek Tanjung Bumi, Iptu Puji mengatakan dugaan sementara pembunuhan Rahmat dilatari masalah asmara.
Dugaan ini sejalan dengan sejumlah cerita yang beredar di masyarakat seputar pembunuhan itu. Konon, ketika merantau ke Banjarmasin, Rahmat punya ‘teman mesra’ asal Desa Bumianyar.
Beberapa bulan lalu si wanita menikah, diduga Rahmat tak mengetahuinya. Sehingga masih kerap menelepon si cewek dari perantauan.
Diduga karena ketidaktahuannya itulah, begitu pulang kampung empat hari lalu, Rahmat nekat mendatangi si prempuan ke rumahnya di Bumianyar, dan terjadilah pembunuhan itu.
Hingga kini, cerita inilah yang paling dituturkan sebagai penyebab terbunuhnya Rahmat. Dan benarkah alibi ini, kita tunggu rilis pembunuhan Rahmat oleh penyidik Polres Bangkalan hari ini, Jumat, 25 Oktober 2019. (MTV)