
Penanews.id, Bangkalan — Suasana haru dan khidmat menyelimuti Gedung Rato Ebuh, Kabupaten Bangkalan, Kamis (10/7), saat Ma’had Aly Nurul Cholil menggelar prosesi wisuda kepada 53 mahasantri angkatan ke IV.
Acara ini bukan sekedar perayaan kelulusan, melainkan juga penegasan peran strategis pesantren dalam mencetak generasi ilmuwan dan pemimpin masa depan.
Sejumlah tokoh penting turut hadir, antara lain Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Kepala Kemenag Bangkalan, serta pimpinan STAIS dan STKIP PGRI.
Anggota Komisi VI DPR RI, Hasani bin Zuber, dan Ketua LPPD Jawa Timur, Prof. Dr. Abdul Halim Soebahar, juga hadir dan memberikan orasi ilmiah yang menginspirasi.
Dalam pidatonya, Prof. Abdul Halim menegaskan keunggulan pendidikan pesantren yang tak pernah luntur oleh zaman. “Pesantren adalah lembaga yang paling konsisten dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Di sini, ilmu tidak hanya diajarkan, tetapi langsung dipraktikkan. Mulai dari salat jenazah, etika sosial, hingga tanggung jawab kolektif,” ujarnya.
Prof. Halim juga memuji Ma’had Aly Nurul Cholil sebagai yang paling aktif dan unggul di antara lima Ma’had Aly di Madura. Ia menambahkan, “Khazanah keilmuan di lembaga ini sangat kental, dan keberkahan yang mengiringinya tak bisa diukur hanya dengan angka akademik.”
Baca Juga:

Inspirasi dari Pendidikan Gratis
Sementara itu, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, menyampaikan rasa bangganya terhadap capaian Ma’had Aly Nurul Cholil, khususnya dalam menyediakan pendidikan tinggi berbasis pesantren secara gratis kepada masyarakat.
“Saya terinspirasi dari semangat Ma’had Aly Nurul Cholil yang mampu mencetak sarjana tanpa pungutan biaya. Ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas bisa dihadirkan tanpa memberatkan rakyat,” ujar Bupati dengan antusias.
Terinspirasi oleh keberhasilan tersebut, Bupati menyatakan komitmen Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk meluncurkan program “Satu Desa Satu Sarjana” mulai tahun ini. Program ini diharapkan dapat memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat pedesaan di Bangkalan.
“Kami akan segera realisasikan program Satu Desa Satu Sarjana tahun ini. Semangatnya sama: pendidikan adalah hak semua orang, bukan hanya milik mereka yang mampu secara ekonomi,” tegasnya.

Amanah untuk Pengabdian
Rektor Ma’had Aly Nurul Cholil, KH Ahmad Faqod Zubair, turut menyampaikan rasa syukur dan apresiasi mendalam kepada seluruh mahasantri dan wali santri yang telah setia menjalani proses pendidikan hingga tuntas.
“Ini bukan perjalanan singkat. Butuh ketabahan, komitmen, dan kesabaran. Saya bangga kepada kalian semua. Dan kami berharap para lulusan dapat mengabdi di masyarakat, terutama sebagai penyuluh agama,” pesannya.
Dalam kesempatan istimewa ini, tiga lulusan terbaik Ma’had Aly Nurul Cholil juga diumumkan sebagai penerima beasiswa S2 dari pihak donatur dan mitra pendidikan. Mereka adalah:
* Ahmad Hamidi, S.F.U
* Ainu Najib, S.F.U
* Murhas, S.F.U
Beasiswa ini menjadi bentuk penghargaan atas prestasi akademik mereka sekaligus langkah awal untuk melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi, agar dapat berkontribusi lebih luas untuk umat dan bangsa.
Prosesi wisuda ini bukan hanya penanda berakhirnya masa studi, tetapi juga awal dari pengabdian para lulusan kepada masyarakat. “Sarjana bukan sekadar gelar, tapi amanah. Semoga ilmu yang diperoleh menjadi cahaya di tengah masyarakat,” pungkas KH Ahmad Faqod Zubair, menutup acara dengan pesan penuh makna.
(EMbe)







