
Penanews.id, SAMPANG – Santri tidak hanya identik dengan pendidikan agama, tetapi kini juga mulai mengambil peran sebagai agen perubahan ekonomi. Hal ini ditekankan oleh Hasani bin Zuber, anggota Komisi VI DPR RI, dalam acara diskusi dalam rangka Milad IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-bata) ke 20 yang digelar di Kabupaten Sampang, Kamis (29/1).
Menurut Hasani, pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi pusat penggerak ekonomi, terutama melalui pemberdayaan santri.
“Santri tidak hanya belajar agama, tetapi juga bisa menjadi pelaku ekonomi yang tangguh. Pesantren memiliki jaringan yang luas, sumber daya manusia yang mumpuni, serta nilai-nilai kejujuran dan kedisiplinan yang kuat. Ini adalah modal besar untuk membangun ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Hasani menambahkan, Komisi VI DPR RI terus mendorong program-program yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi pesantren. Salah satunya adalah dengan memperkuat kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan pelaku usaha.
“Kami mendorong adanya pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, dan pendampingan bisnis bagi santri. Dengan begitu, mereka bisa menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi di sekitar pesantren,” jelasnya.
Baca Juga:

RKH Ahmad Mahfud, wakil bupati terpilih Kabupaten Sampang
RKH Moh faisol Abd Hamid, Pengasuh PP Mambaul Ulum Bata bata
KH Hasani Bin Zuber, Anggota Komisi VI DPR RI
Beberapa pesantren di Indonesia telah mulai menunjukkan hasil nyata. Misalnya, ada Pesantren di Jawa Timur yang berhasil mengembangkan usaha kerajinan tangan dan produk halal yang dipasarkan hingga ke mancanegara.
“Ini bukti bahwa santri bisa menjadi agen perubahan ekonomi jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat,” kata Hasani.
Selain itu, Hasani juga mengapresiasi peran Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Agama yang telah aktif mendukung program pemberdayaan ekonomi pesantren.
“Sinergi antara pemerintah dan pesantren adalah kunci untuk mengoptimalkan potensi ini. Kami berharap ke depan semakin banyak santri yang bisa mandiri secara ekonomi dan berkontribusi bagi pembangunan nasional,” tuturnya.

KH Faisol, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata yang juga hadir dalam kegiatan ini, sepakat bahwa santri, lebih-lebih alumni Bata-bata, kedepan harus memiliki peran strategis dalam membangun ekonomi yang manfaatnya minimal dirasakan oleh masyarakat.
Santri, kata dia, harus yang bisa menggerakkan ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman dan kemandirian. Sebab Islam mengajarkan umatnya untuk tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga berkontribusi dalam kesejahteraan sosial dan ekonomi. Santri bisa menjadi penggerak ekonomi berbasis syariah yang adil dan berkah.
“Indonesia memiliki potensi besar di industri halal, seperti makanan, fashion, dan pariwisata syariah. Santri bisa berperan dalam mengembangkan sektor ini dengan inovasi dan kewirausahaan,” Katanya. EMbe