Penanews.id, BANGKALAN – Keputusan dewan juri dalam Patriot Jawi Wetan 2024 baru-baru ini menuai protes keras dari beberapa kepala desa di Kabupaten Bangkalan. Kepala Desa Ko’ol, Ropik, dan Kepala Desa Kramat, Lukman, melayangkan protes resmi terkait kemenangan yang diberikan kepada Kelurahan Pangeranan.
Keduanya menilai bahwa penilaian yang dilakukan dalam kompetisi tersebut tidak transparan dan penuh dengan kejanggalan.
Ajang Patriot Jawi Wetan adalah sebuah kompetisi yang digelar setiap tahun untuk menilai desa dan kelurahan yang berhasil menunjukkan komitmen terhadap pengembangan budaya lokal dan semangat nasionalisme. Acara ini diikuti oleh berbagai desa dan kelurahan di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Bangkalan, yang rutin mengirimkan perwakilannya untuk bersaing.
Namun, hasil keputusan tahun ini menjadi bahan perbincangan hangat, khususnya di kalangan para peserta dari Kabupaten Bangkalan.
Menurut Ropik dan Lukman, ada banyak hal yang patut dipertanyakan mengenai hasil penilaian dewan juri. Mereka menyatakan bahwa selama proses kompetisi berlangsung, tidak ada keterbukaan yang cukup mengenai kriteria penilaian maupun mekanisme evaluasi yang digunakan.
“Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Desa kami sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, dan kami yakin telah memenuhi semua kriteria yang diminta. Namun, hasil akhirnya terasa tidak masuk akal. Kami tidak menuduh, tapi kami meminta penjelasan yang lebih transparan dari dewan juri terkait bagaimana penilaian ini dilakukan,” ungkap Ropik, Kepala Desa Ko’ol, dengan nada kecewa.
Senada dengan Ropik, Kepala Desa Kramat, Lukman, juga menegaskan bahwa ada banyak kejanggalan yang dirasakan oleh pihaknya. Ia menilai proses penilaian tidak mencerminkan usaha keras yang telah dilakukan oleh desanya.
“Kami merasa ada ketidakadilan dalam keputusan ini. Penilaian yang tidak transparan seperti ini hanya akan menimbulkan rasa ketidakpuasan dan ketidakpercayaan dari para peserta. Kami menuntut adanya audit terbuka atau setidaknya klarifikasi resmi dari panitia,” ujar Lukman dengan nada tegas.
Persiapan Matang yang Terasa Sia-sia
Kedua kepala desa tersebut mengungkapkan bahwa mereka dan timnya telah bekerja keras selama berbulan-bulan mempersiapkan segala hal untuk mengikuti ajang Patriot Jawi Wetan 2024.
Berbagai program dan kegiatan yang menonjolkan kekayaan budaya lokal serta upaya memperkuat nilai-nilai nasionalisme telah dilakukan dengan serius, mulai dari pelatihan kesenian tradisional hingga pembangunan infrastruktur pendukung. Namun, dengan hasil yang mereka anggap tidak memuaskan ini, seluruh persiapan yang mereka lakukan terasa sia-sia.
“Kami sudah menjalankan berbagai program unggulan di desa kami, mulai dari pengembangan kesenian tradisional hingga program pemberdayaan masyarakat yang relevan dengan tema patriotisme. Tapi mengapa semua usaha ini seolah tidak ada artinya?” tambah Ropik.
Ia juga menekankan bahwa jika dewan juri memberikan penjelasan yang jelas mengenai alasan pemilihan Kelurahan Pangeranan sebagai pemenang, pihaknya bisa menerima keputusan tersebut dengan lapang dada.
“Kami tidak meminta desa kami harus menang, tetapi setidaknya kami ingin kejelasan agar kami tahu di mana letak kekurangan kami,” lanjutnya.
“Kalau ajang seperti ini tidak transparan dari awal, bisa di pastikan untuk tahun 2025 mendatang, peserta yg mengikuti lomba akan berpikir dua kali untuk mengikuti ajang tersebut,” Lukman menambahkan.
Respons Panitia Patriot Jawi Wetan
Hingga saat ini, pihak penyelenggara Patriot Jawi Wetan 2024 maupun dewan juri belum memberikan tanggapan resmi terkait protes yang dilayangkan oleh Ropik dan Lukman.
Anugerah Patriot Jawi Wetan adalah pemberian penghargaan untuk tiga pilar desa/kelurahan, yakni, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), dan Kepala Desa/Lurah, dalam mengabdikan diri kepada masyarakat dan mendukung keberhasilan pembangunan desa.
Patriot adalah orang yang mendedikasikan dirinya untuk bangsa dan negara baik dalam tugas maupun di luar tugasnya. Ciri-ciri seorang patriot adalah cinta tanah air dan mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Adapun penghargaan ini terbagi atas beberapa kategori, yaitu kategori inovasi bela negara, kategori inovasi leamanan lingkungan, kategori inovasi pelayanan publik, kategori sinergi antara lembaga, kategori partisipasi masyarakat, kategori komunikasi publik dan kategori implementasi program nasional.
Sedangkan aspek penilaian, meliputi aspek pembinaan teritorial aparat kewilayahan (Babinsa), aspek Kamtibmas, pembangunan dan pelayanan publik, sinergitas antara lembaga, implementasi program provinsi dan nasional, partisipasi masyarakat.
EMbe