Penanews.id,BANGKALAN- Ismail, 24 tahun, merupakan Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Syaikhona Kholil (STAIS) Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Ismail merupakan pemuda asal Desa Daleman, Kecamatan Galis. Meski terbilang muda, Ia mampu menyulap batang akar bambu menjadi Ulekan.
Ismail menekuni usaha ini sejak tahun 2013. Bersama kedua orang tuanya dan dibantu tetangga, Ia mampu memproduksi ribuan ulek-ulek dalam jangka sepekan.
Kepada Penanews.id, Ismail mengaku hasil penjualan ulek-ulek mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tak hanya itu, biaya kuliah, juga dari hasil penjualan ulek-Ulek.
“Alhamdulillah, saya bisa sekolah hingga ke perguruan tinggi,” kata dia. Jumat, 24 Februari 2023.
Ismail tidak segan bercerita kisah perintisan bisnis yang kini sudah berlangsung kurang lebih 10 tahun. Meski sempat pasang surut, namun usaha itu, lanjut dia, dijalani dengan penuh semangat.
“Karena usaha ini sumber penghasilan utama saya, biaya sekolah,kuliah, hingga makan, salah satunya dari usaha ini,” ujar dia.
Menurut Ismail, omset yang didapat dari penjualan ulekan ini Rp 500 ribu setiap minggunya, jika kalkulasi perbulan, mencapai Rp 2 juta rupiah.
“Ini kalau penjualannya ke pasar. Kalau ada pesanan khusus beda lagi,” beber dia.
Ismail Bilang, hasil ulekan harya tangannya itu tidak hanya dijual di kawasan Galis, melainkan diseluruh pasar di Bangkalan.
“Bahkan saya sering ngirim ke luar kota bahkan provinsi, seperti Kalimantan, Jawa Tengah dan Jawa barat,” ucap dia.
Ismail mengajak generasi muda agar tidak malu untuk berwirausaha diera digital ini. Karena, lanjut dia, pengusaha lebih mandiri dan tidak ketergantungan.
“Ada tagline, tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya Rizki. Jadi ayo berdikari, jangan malu, jangan gengsi,” tutup dia.
Abdi