
Penanews.id, JAKARTA – Siapakah presiden terlama di dunia? Jawabannya adalah Teodoro Obiang Nguema. Pria 80 tahun ini dipastikan terus memperpanjang rekornya setelah 19 November lalu memenangi Pemilu Republik Guenia.
Berdasarkan perhitungan resmi, Teodoro meraup 67 ribu suara. Sementara kandidat presiden lain yakni Andres Enono dan Monsuy Asumu Buenaventura, kalau digabung dukungan keduanya tidak lebih dari 200 suara. Teodoro telah menjabat presiden Republik Guenia Khatulistiwa selama 47 tahun.
“Ini kemenangan mutlak bagi partai dan presiden petahana,” ujar Wapres Teodorin Obiang Nguema, yang “kebetulan” masih anak kandung Teodoro.
“Kemenangan ini berkat karisma presiden kita yang selalu mengupayakan agar agenda pembangunan dapat dilanjutkan di Guinea Khatulistiwa.”
Dilansir vice.com, Teodoro Obiang kini sudah berusia 80 tahun. Dia pertama kali menjabat sebagai presiden pada 1979, setelah menyingkirkan pamannya sendiri Francisco Macías Nguema, lewat kudeta.
Nguema adalah bapak bangsa Guinea Khatulistiwa, yang menjadi tokoh penting kemerdekaan negara di kawasan Afrika Tengah itu dari Kerajaan Spanyol.
Namun Teodoro Obiang yang pernah menuding pamannya sebagai diktator sehingga perlu dilengserkan lewat kudeta, ternyata juga menyukai kekuasaan. Buktinya, dia selalu menang telak di setiap pemilu Guinea Khatulistiwa.
Apakah rakyat segitu cintanya pada Obiang? Sebenarnya sih tidak ya. Catatan dari lembaga pemantau HAM di Afrika menyatakan Obiang rutin menangkapi oposisi, serta mengerahkan militer untuk mengintimidasi masyarakat agar memilih dirinya.
Di Ibu Kota Malabo selama pemilu, yang lebih banyak terlihat adalah tentara dibanding masyarakat antre ke TPS.
Jika Teodoro Obiang kelak meninggal, banyak pihak meyakini putranya Teodorin, yang sekarang sudah dijadikan wapres, akan meneruskan kekuasaan dinasti politik ini.
Keluarga Obiang dikenal sebagai salah satu politikus paling korup di dunia, serta bergaya hidup mewah meski mayoritas rakyat Guinea Khatulistiwa hidup di bawah garis kemiskinan. Ini bukan cuma rumor. Teodorin pada 2021 sudah dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Prancis karena terlibat kasus korupsi.
EMbe/ vice.com