
Penanews.id, JAKARTA – Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pejabat negara beberapa kali menyampaikan persiapan untuk menetapkan status Covid-19 di tanah air dari pandemi menjadi endemi.
Meski demikian, Kementerian Kesehatan menyebut sejauh ini sebetulnya belum ada kriteria final pra-endemi yang sudah disepakati bersama, termasuk indikator di dalamnya.
“Belum, (tapi) beberapa sudah ada di dalam indikator PPKM,” kata Juru bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi dilansir tempo.co.
Tak hanya soal kriteria final pra-endemi, Nadia yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan ini menyebut protokol atau road map menuju endemi juga masih disiapkan oleh pemerintah.
Nantinya, kata Nadia, kriteria pra-endemi ini kemungkinan hanya akan berbentuk petunjuk teknis penetapan indikator. “Bisa dalam bentuk regulasi,” kata dia.
Ia telah mengetahui arahan Presiden Joko Widodo soal rencana penetapan status endemi ini. Salah satunya agar pertimbangan sains dan kesehatan harus berimbang dengan pertimbangan sosial, budaya, dan ekonomi, dalam penetapan.
Menurut Nadia, upaya menyeimbangkan semua aspek ini tentu akan dikonsultasikan dengan para ahli epidemiolog. “Mencari keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kesehatan, sehingga balance,” kata dia.
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Sementara, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu geografi masyarakat.
Terakhir, rencana Indonesia dari pandemi menuju endemi disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai rapat bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi. “Kami sudah siapkan protokolnya,” ujar Budi dalam konferensi pers virtual pada Minggu, 27 Februari 2022.
Jokowi, kata dia, meminta rencana penetapan status endemi ini dilakukan dengan hati-hati, serta pertimbangan sains dan kesehatan, digunakan secara berimbang dengan sosial, budaya dan ekonomi.
“Kami memahami bahwa tidak bisa hanya pertimbangan kesehatan atau saintifik saja yang digunakan, dan itu juga yang terjadi di negara-negara lain,” kata Budi.
Sebelumnya pada 21 Desember, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan juga telah menyinggung rencana menuju endemi ini. Ia menyebut beberapa negara sudah melakukan pelonggaran untuk transisi ke endemi seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura.
Akan tetapi, Luhut memastikan Indonesia tidak langsung mengikuti kebijakan ketiga negara ini. “Kita tidaklah perlu latah, ikut-ikutan seperti negara tersebut,” kata dia.
Luhut menyebut pemerintah menggunakan pra-kondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan beberapa indikator.
Pertama yaitu tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi. Kedua, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ketiga, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveillance aktif.
Selain itu, kata Luhut, pra-kondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten. “Usulan konsep, kriteria, dan indikator pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli dibidangnya,” kata dia.
EMbe