penanews.id, SAMPANG – Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menampik bahwa dirinya dicap sebagai sosok yang otoriter dan anti dengan kritik.
Tadi Malam, Rabu (6/10/2021), Haji Idi membantah bahwa dirinya anti kritik atau masukan demi kemajuan kabupaten Sampang. Hal itu dia buktikan dengan menemui para pengunjuk rasa yang tak kunjung bubar hingga malam hari.
Haji Idi menjelaskan, dirinya ada urusan kedinasan ke Jakarta dan ketika hendak bertolak, pihaknya tidak kebagian tiket, dirinya baru mendapatkan tiket penerbangan pada jam 15:30 WIB.
“Saya baru nyampe dari Jakarta langsung (menemui massa). Tadi penerbangan jam 15:30 kemudian di bandara ketemu ketua BPK, setelah itu saya datang ke saudara-saudara saya yang sedang menyampaikan aspirasi.” Ujarnya.
Politis Nasdem itu menambahkan, pihaknya pasti mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. Karena menurut dia, hal itu merupakan kewajiban seorang pemimpin.
Masih kata Haji Idi, masyarakat yang sedang melakukan aksi bukan karena kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan bentuk kepedulian dan sayangnya terhadap kabupaten Sampang.
“Tentunya bukan anti demokrasi, kami akan mendengar apa yang menjadi aspiras masyarakat Sampang. Ini adalah warga kami yang memang butuh perhatian,”Imbuhnya.
Namun, kata haji Idi, jangan sampai aspirasi masyarakat dilatarbelakangi dengan kepentingan-kepentingan yang kurang produktif.
“Tentunya, aspirasi yang disampaikan tidak dilatarbelakangi oleh kepentingan yang kurang produktif.”Katanya.
Pihaknya menegaskan, bahwa dirinya membuka waktu 24 jam penuh kepada warganya untuk berdiskusi atau menerima masukan demi kemajuan kabupaten Sampang.
“Pintu saya terbuka 24 Jam kalau untuk memikirkan kemajuan Sampang, ini WA saya, tidak mungkin tidak saya balas.”Tegasnya.
Sebelumnya, pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sampang (AMS) itu menuntut dicabutnya surat keputusan (SK) bupati tentang penundaan pemilihan kepala Desa (Pilkades) hingga 2025.
Massa menuntut agar pemerintah tidak merampas hak-hak demokrasi masyarakat sampang dengan menunda Pilkades tanpa alasan yang jelas.
“Tolong jangan kebiri demokrasi masyarakat Sampang, kembalikan hak-hak rakyat,”Ucap Rolis Sanjaya salah satu Korlap Aksi.
Rolis Sanjaya juga menegaskan, pihaknya tidak akan membubarkan diri sebelum bupati Sampang H. Slamet Junaidi menemui dirinya dan massa yang lain.
Tidak hanya itu, Rolis mengatakan bahwa dia siap menunggu bupati di depan halam kantor pemerintah kabupaten (pemkab Sampang) walau sampai berhari-hari.
“Kami akan tetap menunggu sampai Bupati menemui kita. Bahkan, kami siap menginap berhari-hari disini ,” Ungkapnya.
Tak cukup dengan itu, demi tegaknya demokrasi di kabupaten Sampang Rolis menyatakan siap menunggu sampai ajal menjemputnya.
Dirinya berpesan, jika nanti dia mati karena menunggu bupati yang tak kunjung datang menemui, Rolis meminta agar jasadnya dimakamkan di halaman kantor Pemkab yang menjadi tempat dirinya melakukan Aksi.
“Kuburan saya disini nanti, kalau saya mati karena pak bupati tidak mau menemui.” Ucapnya sambil berusaha menancapkan tongkat bendera yang dipegangnya.
YON