
Penanews.id, JAKARTA- Harmoko meninggal dunia pada Ahad malam, 4 Juli 2021. Mantan Menteri Penerangan era Orde Baru ini meninggal pukul 22.00 wib di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Mengutip CNN Indonesia, Harmoko bernama lengkap Harun Muhammad Koharbin Asmoprawiro. Ia lahir di Nganjuk pada 1939. Karirnya diawali dengan menjadi wartawan Harian Merdeka era 1960 hingga 1970an.
Puncaknya karirnya adalah menjadi Pemimpin Redaksi Mimbar Kita dan bersama teman-temannya mendirikan Pos Kota yang masih hidup hingga kini. Ia kemudian menjadi tangan kanan Soeharto.
Kedekatannya dengan Soeharto, membuat karir politik Harmoko gemilang bersama Partai Golkar. Sejak 1993 hingga 1998, ia menjadi Ketua Umum ke VI partai berlambang beringin ini.
Kiprah Harmoko di dunia jurnalistik pun mentereng secara keorganisasian pada dekade 1970-1980an. Berawal dari memimpin Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta, dia kemudian memimpin organisasi tunggal jurnalis di masa Orde Baru tersebut (1973-1983).
Seiring kiprahnya di puncak PWI itu dia pun merupakan pengurus Serikat Grafika Pers, Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penerbit Surat Kabar (SPS), Wakil Ketua Konfederasi Wartawan ASEAN, anggota Dewan Pers, dan anggota Badan Sensor Film.
Dia pun pernah menjadi salah satu ketua di Komite Olahraga Nasional (KONI) pusat (1978-1983), dan memimpin Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) sebagai ketua umum (1986-1998).
Di kancah politik, selain bersama Golkar, Harmoko sudah merasakan kursi perwakilan sejak 1977, hingga akhirnya didapuk Soeharto yang kala itu masih mencengkeram kuat Indonesia bersama Orba untuk menjadi Menteri Penerangan pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988).
Kiprah Harmoko sebagai menteri penerangan itu cukup panjang sebelum berakhir ketika dia menjadi Ketua DPR/MPR pada 1997 silam. Sebagai Menteri Penerangan, Harmoko merupakan ‘kepanjangan tangan’ Presiden Soeharto melakukan pembredelan atas media-media masa dengan alasan demi menjaga stabilitas negara.
Beberapa di antara yang pernah kena ‘tangan dingin’ Harmoko adalah surat kabar Sinar Harapan, majalah Tempo, tabloid Detik, dan majalah Editor.
Semasa menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko adalah pencetus gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang disiarkan televisi nasional, TVRI.
Dia yang populer dengan rambut belah kiri lurus nan klimis itu memiliki ciri khas tersendiri selama menjadi Menteri Penerangan.
Selama Orde Baru, di mana stasiun televisi negara TVRI menjadi saluran tunggal kala itu, Harmoko selalu tampil di layar televisi untuk menyampaikan pengumuman dari pemerintah.
Kalimat pembuka yang identik dengan Harmoko adalah, ‘Menurut petunjuk Bapak Presiden’. Kalimat itu menjadi ciri khas yang diingat orang-orang yang tumbuh pada masa Orde Baru, seperti mengingat Soeharto dengan kata ‘daripada’.
EMBE