• Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer
Selasa, 19 Januari 2021
Penanews.id
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Penanews.id
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Beranda Opini

Mengenang Gus Dur Lewat Cerita Gus Mus

Rabu, 30 Desember 2020 12:04
di Opini
0 0
0
23
Dilihat
FacebookTwitterWhatsApp
Gus Mus
Gus Dur dan Gus Mus

@ KH. A. Mustofa Bisri

Baca Juga:

Gusdurian Bangkalan, Gelar Haul Gus Dur ke-XI

BELAJAR DARI (KEJATUHAN) GUS DUR

Sosok di sebelahku ini sejak pertama kali aku mengenalnya (di Kairo Mesir, tahun 1964), sudah menarik hatiku. Sebelumnya, melihat wajahnya saja belum pernah.

Pada waktu aku ke rumahnya di Jakarta dan bertemu ibundanya, sama sekali tak ada diceritakan tentang dirinya dan keberadaannya di Mesir. Tapi begitu berjumpa, sikapnya seolah-olah dia sudah mengenalku sejak lama.

Tak ada basa-basi lazimnya orang baru bertemu dan berkenalan. Justru aku yang canggung dengan sikapnya yang tidak umum itu.

Dan sudah sejak pertemuan (‘tanpa perkenalan’) itu, dia memanggilku “Mus” dan aku memanggilnya “Mas”. (Baru ketika pulang di tanah air, ketika orang-orang memanggilnya “Gus”, dia pun memanggilku “Gus”, meski aku tetap memanggilny “Mas”).

Alhamdulillah, di rumah aku punya kakak (Almarhum KH. Cholil Bisri) yang seperti sahabat karib dan di perantauan, Allah menganugerahiku sahabat karib yang seperti saudara ini.

Di dekatnya, aku selalu merasa kecil. Mungkin karena, aku selalu memperhatikan pikiran-pikirannya yang besar. Sering apa yang kupikir besar, dia bisa menjelaskan bahwa itu hanya perkara sepele; meski dia tidak selalu menjelaskannya.

Sementara aku masih sibuk memikirkan kuliah dan persiapanku menghadapi ujian, dia sudah memikirkan Indonesia dan bagaimana bisa mempersiapkan khidmah yang optimal bagi negeri yang dicintainya itu.

Ketika aku baru memikirkan bagaimana setelah pulang nanti aku membangun rumah tangga, dia sudah memikirkan bagaimana membangun peradaban dunia.

Baginya dunia ini –termasuk kekuasaan– hanyalah main-main dan senda gurau belaka, seperti difirmankan olehTuhannya sendiri. (Q. 6: 32, Q. 47: 46, Q. 57: 20). Baginya, yang terbesar dan terpenting ialah Allah, kemudian hamba-hambaNya.

Karena itu ungkapannya “Begitu saja kok repot…” , bagiku, bukan ungkapan m a j a z atau k i n a y a h belaka.

Ya Allah, rahmatilah saudaraku, Abdurrahman Wahid, dan juga saudaraku KH. Cholil Bisri, sebagaimana Engkau merahmati kekasih-kekasihMu. Al-Fãtihah.

(Status 26 Desember 2019)


  1. Begitu lulus dari Fakultas Adab di Baghdad, dia ke Belanda. Dari negeri Kincir itu, dia menulis surat panjang kepadaku tentang rencana pulang bersama.

Yang masih aku ingat, dalam suratnya itu antara lain dia menulis: “Begitu sampeyan lulus, segera cari utangan dan nyusul saya ke Belanda. Aku sudah carikan pekerjaan yang sesuai bakat sampeyan di bagian advertensi. Gajinya cukup besar. Saya sendiri sudah bekerja dengan gaji yang lebih besar lagi. Ngepel kapal. Nanti kita bisa menabung dan beberapa bulan saja kita sudah bisa membeli mobil seken (bekas, amb). Dengan mobil itu nanti kita pulang via darat ke Indonesia. Kawan-kawan dari negara-negara yang kita lewati sudah saya beritahu tentang rencana ini. Dengan demikian nanti kita bisa berkesempatan luas untuk bicara dan berdiskusi terutama tentang Indonesia. Kalau sudah sampai tanah air, kita tidak akan punya banyak kesempatan bertemu…”

Hampir bersamaan dengan suratnya, aku terima surat dari ayahku yang menyuruhku mengawani ibuku yang tahun itu naik haji tidak dengan ayah.Ketika hal ini aku sampaikan kepadanya, dia dengan tegas menjawab: “Dahulukan ibu sampeyan. Kita nanti bikin rencana alternatif, misalnya setelah sampai tanah air, kita menjaga murasalah, minimal sebulan sekali. Wassalam.”

Begitulah akhirnya dia dari Belanda ke Jerman dan Perancis untuk memuaskan kesukaannya membaca di perpustakaan-perpustakaan, Dan aku ke Saudi untuk mengawani ibuku berhaji.

  1. Ternyata dia sudah lebih dahulu sampai Indonesia dan kawin.Aku menyusul kemudian. Dan seperti ‘ramalan’nya, kami tidak lagi punya banyak kesempatan untuk bertemu. Hanya surat-suratan; ini pun tidak bisa seperti yang dia harapkan minimal sebulan sekali. Jika sewaktu-waktu aku ke Jakarta, aku berusaha mencuri sedikit waktu berharganya. Atau dia mampir menemuiku sebentar di hotel tempatku menginap.

Hal ini terutama dikarenakan kesibukannya yang semakin lama semakin padat sebagai pemimpin umat dan bangsa. Hingga dia wafat setelah seminggu rawuh di Rembang. Semoga Allah menempatkannya di tempat penuh rahmat di sisiNya. Lahul Faatihah…

(Status 30 Desember 2014)

Tags: Gus Dur sekolah di BaghdadGus Mus tentang Gus DurHaul gus durHaul Gus Dur yang ke-11
BagikanTweetKirim

Berita Terkait

PDI Perjuangan dan Perlawanan Terhadap Politik Identitas   Oleh Mahfud. S.Ag

PDI Perjuangan dan Perlawanan Terhadap Politik Identitas

1 minggu yang lalu
95
Diskusi bulanan PAC IPNU dan IPPNU Konang: Kisah di Balik Bubarnya FPI

Diskusi bulanan PAC IPNU dan IPPNU Konang: Kisah di Balik Bubarnya FPI

2 minggu yang lalu
80
Dibutuhkan, Sebuah Desa

Dibutuhkan, Sebuah Desa

2 minggu yang lalu
10
Pahala Muda

Pahala Muda

3 minggu yang lalu
9
Melamahnya Kekuatan PKB di Jawa Timur

Melamahnya Kekuatan PKB di Jawa Timur

1 bulan yang lalu
79
Mungkinkah Menjadi Kapitalisme Ca’ Kanca’an

Mungkinkah Menjadi Kapitalisme Ca’ Kanca’an

1 bulan yang lalu
122
Berikutnya
Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Terbaru
Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

2 Januari 2020
Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

27 April 2020
Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

3 April 2020
Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

8 Januari 2021
Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

16
Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

12
Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

7
Warga Kokop Tewas di Bumianyar Tanjung Bumi

Warga Kokop Tewas di Bumianyar Tanjung Bumi

4
Komentar Walhi Soal Ucapan Jokowi Bahwa Banjir Kalsel Karena Curah Hujan Tinggi

Komentar Walhi Soal Ucapan Jokowi Bahwa Banjir Kalsel Karena Curah Hujan Tinggi

19 Januari 2021
Istri Artis Ini Mengalami Pelecehan Eksibisionis, Begini Modusnya…

Istri Artis Ini Mengalami Pelecehan Eksibisionis, Begini Modusnya…

19 Januari 2021
Guru Besar USU Dilaporkan Kerena Cuitan “AHY & SBY Bodoh”

Guru Besar USU Dilaporkan Kerena Cuitan “AHY & SBY Bodoh”

18 Januari 2021
Agar ‘Tak Ada yang Terluka’, Pria Ini Nikahi Kedua Pacarnya Dengan Mahar Rp 10 Ribu

Agar ‘Tak Ada yang Terluka’, Pria Ini Nikahi Kedua Pacarnya Dengan Mahar Rp 10 Ribu

17 Januari 2021
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer

© 2019 @Penanews.id All Rights Reserved

  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret

© 2019 Penanews.id All right reserved.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In