• Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer
Minggu, 11 April 2021
Penanews.id
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Penanews.id
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Beranda Opini

Mengenang Gus Dur Lewat Cerita Gus Mus

Rabu, 30 Desember 2020 12:04
di Opini
0 0
0
35
Dilihat
FacebookTwitterWhatsApp
Gus Mus
Gus Dur dan Gus Mus

@ KH. A. Mustofa Bisri

Baca Juga:

Gusdurian Bangkalan, Gelar Haul Gus Dur ke-XI

BELAJAR DARI (KEJATUHAN) GUS DUR

Sosok di sebelahku ini sejak pertama kali aku mengenalnya (di Kairo Mesir, tahun 1964), sudah menarik hatiku. Sebelumnya, melihat wajahnya saja belum pernah.

Pada waktu aku ke rumahnya di Jakarta dan bertemu ibundanya, sama sekali tak ada diceritakan tentang dirinya dan keberadaannya di Mesir. Tapi begitu berjumpa, sikapnya seolah-olah dia sudah mengenalku sejak lama.

Tak ada basa-basi lazimnya orang baru bertemu dan berkenalan. Justru aku yang canggung dengan sikapnya yang tidak umum itu.

Dan sudah sejak pertemuan (‘tanpa perkenalan’) itu, dia memanggilku “Mus” dan aku memanggilnya “Mas”. (Baru ketika pulang di tanah air, ketika orang-orang memanggilnya “Gus”, dia pun memanggilku “Gus”, meski aku tetap memanggilny “Mas”).

Alhamdulillah, di rumah aku punya kakak (Almarhum KH. Cholil Bisri) yang seperti sahabat karib dan di perantauan, Allah menganugerahiku sahabat karib yang seperti saudara ini.

Di dekatnya, aku selalu merasa kecil. Mungkin karena, aku selalu memperhatikan pikiran-pikirannya yang besar. Sering apa yang kupikir besar, dia bisa menjelaskan bahwa itu hanya perkara sepele; meski dia tidak selalu menjelaskannya.

Sementara aku masih sibuk memikirkan kuliah dan persiapanku menghadapi ujian, dia sudah memikirkan Indonesia dan bagaimana bisa mempersiapkan khidmah yang optimal bagi negeri yang dicintainya itu.

Ketika aku baru memikirkan bagaimana setelah pulang nanti aku membangun rumah tangga, dia sudah memikirkan bagaimana membangun peradaban dunia.

Baginya dunia ini –termasuk kekuasaan– hanyalah main-main dan senda gurau belaka, seperti difirmankan olehTuhannya sendiri. (Q. 6: 32, Q. 47: 46, Q. 57: 20). Baginya, yang terbesar dan terpenting ialah Allah, kemudian hamba-hambaNya.

Karena itu ungkapannya “Begitu saja kok repot…” , bagiku, bukan ungkapan m a j a z atau k i n a y a h belaka.

Ya Allah, rahmatilah saudaraku, Abdurrahman Wahid, dan juga saudaraku KH. Cholil Bisri, sebagaimana Engkau merahmati kekasih-kekasihMu. Al-Fãtihah.

(Status 26 Desember 2019)


  1. Begitu lulus dari Fakultas Adab di Baghdad, dia ke Belanda. Dari negeri Kincir itu, dia menulis surat panjang kepadaku tentang rencana pulang bersama.

Yang masih aku ingat, dalam suratnya itu antara lain dia menulis: “Begitu sampeyan lulus, segera cari utangan dan nyusul saya ke Belanda. Aku sudah carikan pekerjaan yang sesuai bakat sampeyan di bagian advertensi. Gajinya cukup besar. Saya sendiri sudah bekerja dengan gaji yang lebih besar lagi. Ngepel kapal. Nanti kita bisa menabung dan beberapa bulan saja kita sudah bisa membeli mobil seken (bekas, amb). Dengan mobil itu nanti kita pulang via darat ke Indonesia. Kawan-kawan dari negara-negara yang kita lewati sudah saya beritahu tentang rencana ini. Dengan demikian nanti kita bisa berkesempatan luas untuk bicara dan berdiskusi terutama tentang Indonesia. Kalau sudah sampai tanah air, kita tidak akan punya banyak kesempatan bertemu…”

Hampir bersamaan dengan suratnya, aku terima surat dari ayahku yang menyuruhku mengawani ibuku yang tahun itu naik haji tidak dengan ayah.Ketika hal ini aku sampaikan kepadanya, dia dengan tegas menjawab: “Dahulukan ibu sampeyan. Kita nanti bikin rencana alternatif, misalnya setelah sampai tanah air, kita menjaga murasalah, minimal sebulan sekali. Wassalam.”

Begitulah akhirnya dia dari Belanda ke Jerman dan Perancis untuk memuaskan kesukaannya membaca di perpustakaan-perpustakaan, Dan aku ke Saudi untuk mengawani ibuku berhaji.

  1. Ternyata dia sudah lebih dahulu sampai Indonesia dan kawin.Aku menyusul kemudian. Dan seperti ‘ramalan’nya, kami tidak lagi punya banyak kesempatan untuk bertemu. Hanya surat-suratan; ini pun tidak bisa seperti yang dia harapkan minimal sebulan sekali. Jika sewaktu-waktu aku ke Jakarta, aku berusaha mencuri sedikit waktu berharganya. Atau dia mampir menemuiku sebentar di hotel tempatku menginap.

Hal ini terutama dikarenakan kesibukannya yang semakin lama semakin padat sebagai pemimpin umat dan bangsa. Hingga dia wafat setelah seminggu rawuh di Rembang. Semoga Allah menempatkannya di tempat penuh rahmat di sisiNya. Lahul Faatihah…

(Status 30 Desember 2014)

Tags: Gus Dur sekolah di BaghdadGus Mus tentang Gus DurHaul gus durHaul Gus Dur yang ke-11
BagikanTweetKirim

Berita Terkait

Kenapa JAD Sedemikian Ngawurnya?

Kenapa JAD Sedemikian Ngawurnya?

2 minggu yang lalu
22
Mengenang Nawal El-Saadawi Perempuan di Titik Revolusi

Mengenang Nawal El-Saadawi Perempuan di Titik Revolusi

3 minggu yang lalu
21
Perubahan Krusial Amdal dalam UU Cipta Kerja

Perubahan Krusial Amdal dalam UU Cipta Kerja

3 minggu yang lalu
10
Wow, Impor Beras Amanah UU Cipta Kerja

Wow, Impor Beras Amanah UU Cipta Kerja

4 minggu yang lalu
12
Sejarah Asal-usul Sate Madura

Asal-usul Sate Madura

4 minggu yang lalu
35
Artidjo Alkostar: SEBUAH KITAB KEADILAN

Artidjo Alkostar: SEBUAH KITAB KEADILAN

4 minggu yang lalu
17
Berikutnya
Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Terbaru
Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

2 Januari 2020
Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

27 April 2020
Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

3 April 2020
Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

8 Januari 2021
Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

26
Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

15
Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

11
Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

10
Ditanya Pertemuan Jokowi-Megawati Terkait Reshuffle, Sekjen PDIP Jawab Begini

Ditanya Pertemuan Jokowi-Megawati Terkait Reshuffle, Sekjen PDIP Jawab Begini

10 April 2021
Gempa Landa Malang, Terasa Hingga Madura

Gempa Landa Malang, Terasa Hingga Madura

10 April 2021
Gantikan Cak Throriq, Mahfud S.Ag Pimpin IKA PMII Surabaya

Gantikan Cak Throriq, Mahfud S.Ag Pimpin IKA PMII Surabaya

10 April 2021
Peristri Gadis 19 Tahun, Bora 58 Tahun Dianggap Tajir, Padahal….

Peristri Gadis 19 Tahun, Bora 58 Tahun Dianggap Tajir, Padahal….

10 April 2021
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer

© 2019 @Penanews.id All Rights Reserved

  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret

© 2019 Penanews.id All right reserved.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In