penanews.id, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengaku tidak bahagia menjalani peran pada jabatannya saat ini. Pasalnya, ia mengaku beban yang diemban para menteri sangat berat, khususnya pada kondisi saat pandemi ini.
“Kalau dibilang sih enggak karena tekanan di sana sini. Ini jujur lah,” ujar Erick dalam acara talk show Kick Andy, Ahad, 27 September 2020.
Belum lagi, dengan posisinya sebagai pejabat publik yang dibatasi oleh berbagai aturan, ia berujar jumlah temannya mulai berkurang. “Teman berguguran, dibilang jahat,” tuturnya.
Erick pun mengatakan pendapatannya saat menjadi menteri jauh lebih sedikit ketimbang saat masih menjadi pengusaha. Saat ini, ia mengatakan hanya mengantongi digaji Rp 19 juta per bulan.
“Alhamdulillah (gaji) Rp 19 juta. Enggak ada (tunjangan). Kayaknya enggak saya saja, mayoritas menteri nombok,” kata Erick Thohir.
Namun demikian, ia mengatakan bakal menyelesaikan tugas sebaik-baiknya. Sebab, kata dia, jabatan yang diembannya saat ini adalah amanah.
“Bahagia tidak bahagia kita harus compensate dengan hasil. Kalau hasilnya baik, Insya Allah bahagia. Tapi kalau sudah suffer tidak ada hasil ya buang-buang waktu,” kata Erick.
Karena itu, dalam jabatannya saat ini, Erick menekankan bahwa transformasi perusahaan pelat merah adalah harga mati yang harus dicapai dan dijalankan untuk mencapai target yang diharapkan.
“Terbukti, dari 142 BUMN sekarang tinggal; 41 BUMN dalam konsolidasi. Di mana ada tinggal 12 kluster dari 27 kluster,” kata Erick. EMBE