
Penanews.id, PROBOLINGGO – Ketulusan Slamet Efendy (30), pemuda asal Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo yang rela mengamen guna memberangkatkan haji orang tuanya, kini berbuah manis. Itu setelah, rumah yang ditinggali Slamet bersama ibunya Atmina (57), mendapatkan perhatian dari Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sabtu 12 September 2020, Dinsos Pemprov Jatim bersama Kabupaten Probolinggo, serta relawan Tagana mendatangi rumah yang ditinggali Slamet Effendy bersama ibunya. Kedatangan mereka, guna melakukan renovasi secara gotong royong, terhadap rumah Slamet Effendy.
Dari pantauan di lokasi, rumah yang berada di RT/RW 3 Dusun Krajan, Desa Kerpangan tersebut. Bagian rumah yang perlu dilakukan renovasi, yakni di bagian atap depan rumah, ruang dapur hingga kamar mandi karena kondisinya yang sudah kurang layak.
Kepala Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Alwi yang ikut terjun dalam renovasi rumah Slamet menyampaikan, renovasi dilakukan atas dasar petunjuk Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Namun, sebelum direnoviasi dicek kondisi rumah Slamet Efendy. Dimana dari peninjauan sendiri, memang dalam kondisi kurang layak.
“Ibu Gubernur merespon positif semangat Slamet, karena memiliki niatan yang mulia, dimana rela mengamen dan menabungkan uangnya demi memberangkatkan ibunya dan ia sendiri (Slamet) berhaji,” kata Alwi.
Selain renovasi rumah, Slamet dan ibunya juga akan diberikan bantuan sembako, peralatan dapur dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Mendapati itu, Slamet merasa bersyukur dan berterima kasih kepada sejumlah pihak, yang perduli terhadap ia dan keluarganya. Ungkapan tersebut, bahkan disampaikan Slamet berulang kali.
“Terimakasih, terima kasih pak atas bantuan yang diberikan ini,”ucap pemuda yang tak bisa membaca dan menulis tersebut.
Meski telah mampu menghajikan orang tuanya, Slamet mengaku akan tetap mengamen, guna melunasi kekurangan biaya dirinya berhaji. Slamet menyebut, jika lokasi dirinya mengamen biasanya di areal trafict light exit Tol Leces, serta kampung sekitarnya.
Atminah (ibu Slamet) mengatakan, jika Slamet sudah putus sekolah sejak kecil. Itu karena keterbatasan hidup yang dialami, selepas ayah Slamet meninggal dunia. Saat ditinggal ayahnya, Slamet sendiri masih duduk dibangku kelas 1 SD.
Slamet sendiri, baru mengamen guna membantu mencukupi kebutuhan keluarganya sejak berusia 10 tahun. “Untuk menghidupi keluarga, Slamet selalu ngamen setiap hari. Saya bersyukur telah didaftarkan haji oleh Slamet, dari hasil mengamen yang ditabungnya,”ungkap Atmina.
Sementara terkait keinginan Slamet, yang ingin berhaji dengan ibunya,Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Probolinggo, Ofie Agustin mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemenag, guna mewujudkan keinginan mulia Slamet.
Slamet dan Atmina menurut Ofie, merupakan kelompok keluarga yang masuk kategori penerima manfaat bantuan sosial (bansos) Pemkab Probolinggo. “Segera kami akan koordinasikan dengan Kemenag, apakah mereka dapat berangkat lebih cepat dari daftar tunggu yang mereka dapat,”jelasnya.
Sekadar informasi, dalam kedatangannya di Kabupaten Probolinggo selain melakukan rehab rumah Slamet Efendy. Dinsos Jatim, juga menyalurkan sejumlah bantuan lainnya.
Bantuan paket sembako dan peralatan dapur itu, diberikan kepada tiga lansia lainnya yang ada di sekitaran lokasi rumah Slamet.
sumber: jatimnet.com