Penanews.id, Bangkalan- Tanggal 9 Maret 2020 M atau 14 Rajab 1441 H tinggal 6 hari lagi. Bagi masyarakat kampung Lombang Barat dan sekitarnya tanggal tersebut adalah hari yang spesial.(4/03/2020).
Setiap Bulan Rajab tiba, masyarakat rutin memperingati Haul Bujuk Lambang yaitu salah satu leluhur masyarakat Lombang Barat dan sekitarnya yang berlokasi di Desa Lombang Laok kec Blega Kabupaten Bangkalan Madura.
Ada tradisi menarik yang dilakukan oleh warga Lombang Barat, kampung Laok Sabe dan Kampung Dejeh Leke sebelum memperingati Haul Leluhur Masyarakat melakukan ritual menguras sumur sampai bersih air di dalam ” SUMUR KLAMPAR” 7 hari sebelum peringatan Haul Bujuk Lambang dilakukan.
“Sumur Klampar ini berdasarkan kesepakatan masyarakat pada tahun ini akan dikuras sampai bersih airnya karna banyak barang masuk yang mengotori air sumur tersebut”.
Maruki , salah satu tokoh pemuda Lombang Barat yang dikutip dari Grup WA panitia Haul Bujuk Lambang.
Tujuh hari sebelum haul dimulai masyarakat lombang mengadakan ritual menguras sumur sampai bersih.
“Semoga kedepan ada upaya untuk sumur ini agar lebih bermanfaat jika diisi pompa celup dan dibuatkan penampungan agar lebih baik pengambilan airnya, karna airnya lebih segar daripada air sumur biasa” tanggapan KH Hawari Mustajab,Tokoh Kiai Masyarakat setempat.
Potret inilah yang terlihat di lokasi Sumur Klampar tersebut. Puluhan warga bahu membahu membersihkan sumur yang berlokasi di perbatasan 3 kampung tersebut Sebagai wujud kegembiraan dan rasa syukur atas warisan kebudayan Leluhur mereka.
Kemeriahan menjelang peringatan Haul tersebut sudah sejak tahun 40-an sebelum Indonesia Merdeka sudah diisi dengan tradisi islami melalui kegiatan pembacaan Qasidah Burdah setiap malam selama 7 hari berturut-turut.
warga Lombang Barat memiliki cara yang berbeda dan unik untuk menyambut peringatan Haul Bujuk keramat tersebut dibanding bujuk-bujuk lainnya.
Pada momen Peringatan Haul Bujuk tersebut diadakan Hotmil Quran sampai sore dan malamnya diadakan Majlis Dzkir, Maulidurrasul SAW dan Haul serta Ceramah agama sebagai wujud kecintaan masyarakat terhadap islam dan tanah air dengan menjaga warisan kebudayaan lokal leluhur yang baik.
“Tradisi yang baik memang harus dipertahankan dan dikembangkan dengan kesadaran diri kita sebagai bagaian dari masyarakat tercinta”.
Begitulah yang dilakukan masyarakat di kampung kami, yang bertepatan dengan bulan Rajab setiap tahunnya, mereka saling bekerjasama saling gotong royong”. Mengutif Komentar Achmad Jakfar, salah satu tokoh pemuda Laok Sabe di akun Facebooknya.
Hingga sekarang ini Bujuk Lambang dan Sumur Klampar Menjadi salah satu situs terpenting masyarakat setempat yang harus dijaga dan dibudayakan secara turun temurun. Ucapnya.(Red)