Oleh: Mahfud S.Ag
Bagi PDI Perjuangan, Pancasila sebagai dasar bernegara sudah menjadi komitmen moral dan politik yang tak bisa diganti dengan ideologi apapun. Program Sosialisasi Empat Pilar yang banyak digelar di desa-desa beberapa tahun belakangan, merupakan buah dari perjuangan PDIP, melalui almarhum Taufik Kiemas.
Jejak PDIP yang lain adalah inisiatif aktif dalam kesabaran di balik upaya penetapan Keppres terkait Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 bersama elemen-elemen NU (Nahdlatul Ulama).
Upaya yang didorong sejak zaman Presiden SBY itu akhirnya terwujud saat Pemerintahan Presiden Jokowi. Selain momentum inisiatif keppres, PDIP selalu harmonis dengan NU prihal meminta arahan dalam menebarkan ideologi pancasila.
Pancasila tidak bisa dipisahkan dari sosok Sukarno, penggali Pancasila sekaligus patron PDI Perjuangan. Di sidang BPUPK pada 1 Juni 1945, Sukarnolah yanv mengusulkan prinsip ketuhanan dimasukkan ke dalam dasar negara Indonesia.
Belajar dari Megawati
Ketika memutuskan masuk dunia politik dan memilih PDIP sebagai kendaraan, saya banyak belajar tentang bagaimana berpolitik dari sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Meski diluaran banyak yang menganggap Ibu Mega menjadi tokoh besar karena embel-embel nama belakangnya. Namun sebagai kader PDIP, saya menyadari beliau seorang politisi perempuan yang mumpuni.
Memimpin PDIP selama 25 tahun (1999 -2024), bagi saya membuktikan kapasitas kepemimpinam ibu Mega. Beliau pun tidak lantas runtuh, ketika di masa orde baru dilengserkan dari kursi Ketua PDI oleh pemerintah Suharto lewat peristiwa berdarah 27 Juli 1996.
Setelah peristiwa itu, Ibu Mega justru bangkit dan kemudian membawa PDIP memenangkan pemilu 1999 dan menjadi Presiden RI ke V dan berikutnya dua kali mengantarkan bapak Joko Widodo menjadi Presiden RI.
ibu Mega juga adalah seorang ahli strategi. Saya sangat terkesan saat menyimak pidatonya pada pembukaan Konggres V PDIP di Hotel Bali Beach, Denpasar, Bali.
Beliau secara fulgar menunjukkan kesalahan strategi Prabowo, pesaing Joko Widodo di Pilpres 2019, yang memindahkan kantornya ke Solo, Jawa Tengah.
Tim Prabowo mengira masuk ke ‘kandang banteng’ adalah langkah strategis. Namun sesungguhnya itu sebuah blunder.
“Banteng itu kalau tidak ada musuh, dia akan merumput,” kata Ibu Mega. “Namun kalau ada musuh, dia akan mengasah tanduknya dan bertarung”.
Selamat HUT PDI Perjuangan dan Rakernas 1
Solid bergerak mewujudkan Indonesia negara industri berbasis riset dan inovasi nasional
*Penulis adalah kader PDIP Jawa timur dan Anggota DPRD Jatim