Penanews.id, BANGKALAN- Sempat masuk dalam bursa calon bupati di Pilkada Bangkalan 2024. Bahkan masuk diurutan teratas calon kuat menurut sejumlah lembaga survei, sosok Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bangkalan, Hasani bin Zuber memutuskan tidak ikut serta dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Keputusan pria yang akrab disapa Ra Hasani ini pun menjadi pertanyaan publik Bangkalan, tentang alasan kenapa Anggota DPR RI ini memutuskan tidak mencalonkan diri meski dukungan terhadapnya sangat besar.
Selain tak mencalonkan diri, hal lain yang mengejutkan warga Bangkalan adalah keputusan DPP Partai Demokrat yang akhirnya memberikan rekomendasi di pilkada Bangkalan kepada pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Lukman Hakim -Fauzan Djakfar.
Berbagai pertanyaan ini dijawab Hasani bin Zuber dalam sebuah kegiatan bertajuk ‘pendidikan politik’ yang diikuti seluruh pengurus dan kader Partai Demokrat Bangkalan.
“Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa saya tidak maju Pilkada, dan hanya ada satu alasan, yaitu karena saya belum mendapat restu orang tua,” kata Ra Hasani kepada ratusan Demokrat saat mengikuti kegiatan ‘pendidikan politik’ di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah.
Hasani cerita, sepanjang tahun 2024, bahkan jauh sebelum Pilpres dan Pileg digelar, dirinya mendapat begitu banyak dorongan, baik dari kepala desa, pemuka agama hingga tokoh masyarakat, agar maju di Pilkada Bangkalan.
Karena besarnya dorongan itu, Hasani pun memberanikan diri meminta izin untuk nyalon bupati ke ibundanya. Dan sang ibunda belum memberikan lampu hijau untuknya maju di Pilkada Bangkalan tahun ini.
“Saat ini, jimat saya cuma satu yaitu ummi saya. Dan beliau belum meridhoi saya untuk nyalon pilkada. Sebagai santri, saya selalu berpegang pada tuntunan bahwa ridho Allah terletak pada ridho orang tua,” terang dia.
Setelah memastikan diri tak maju Pilkada, Ra Hasani kemudian membuka komunikasi seluas-luasnya dengan tokoh-tokoh yang potensial dan berniat maju di Pilkada Bangkalan.
Dia mempersilahkan semua bakal calon untuk membangun komunikasi dengan partai, termasuk partai demokrat di semua tingkatan. Karna untuk rekomendasi merupakan hak penuh DPP yang mengeluarkan.
Dari berbagai komunikasi itu, pimpinan pusat Partai Demokrat akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan Lukman Hakim-Fauzan Djakfar.
Pemberian rekomendasi itu mengejutkan publik karena sosok calon bupati Lukman Hakim merupakan sosok yang sama sekali tidak populer di ruang publik.
“Jadi saya tidak ujug-ujug mendukung Lukman Fauzan. Ada proses komunikasi secara terbuka dengan berbagai calon. Jika akhirnya Demokrat mendukung pasangan ini, tentu DPP punya penilaian dan pertimbangan strategis sendiri,” ujar dia.
Ada pun tentang sosok Lukman Hakim yang belum banyak dikenal publik, Ra Hasani mengatakan bahwa calon bupati Lukman Hakim adalah alumni Pondok Pesantren Nurul Cholil Demangan.
Selain sebab faktor santri, Ra Hasani juga menilai sosok Lukman punya latar pendidikan yang bagus untuk jadi pemimpin. Ditambah pengalaman dua periode menjadi kepala desa di Desa Katol Barat.
Lukman meraih gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Malang, juga meraih gelar S2 dari Universitas Trunojoyo Madura di bidang hukum.
“Insyaallah, Lukman-Fauzan adalah pasangan yang pas memimpin Bangkalan saat ini. Dengan latar belakang dan pengalamannya, mereka akan saling melengkapi, saling mengisi kekurangan masing-masing,” kata dia.
EMbe