Penanews.id, SAMPANG – Pemerintah Desa Nepa menggelar Rembug Stunting sebagai bentuk upaya mempertahankan desanya agar tidak masuk dalam kategori lokus stunting.
Kegiatan tersebut berlangsung di aula graha Pendopo Balai Desa setempat dengan dihadiri perwakilan dari Puskesmas Bringkoneng, Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Banyuates, Polsek Banyuates, Pj. Kepala Desa, BPD, Kader Posyandu dan jajaran perangkat dan staf desa.
Dalam sambutannya, Subaidi selaku Pj. Kepala Desa menyampaikan bahwa pihaknya sangat serius untuk menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah pusat maupun daerah agar program pencegahan stunting ini tidak sekedar seremonial saja. Menurutnya, hal itu harus dibuktikan dengan aksi yang nyata agar masyarakat benar-benar bebas dari resiko stunting.
“Tentu kami siap untuk menjadi pion pemerintah guna mendukung program pencegahan stunting ini. Namun, kita harus bersama-sama agar program ini kita implementasikan agar masyarakat kita bebas dari resiko stunting,” Katanya, Kamis (11/7/2024).
Pihaknya juga berharap agar program yang sudah dicanangkan juga mendapatkan respon positif dari masyarakat sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat terlaksana dengan baik dan tepat.
“Kami berharap masyarakat mensupport program yang memang manfaatnya sangat baik bagi, agar realisasinya juga tepat dan benar,” Imbuhnya.
Sementara itu, Eka Agus Indriyati selaku perwakilan dari Puskesmas Bringkoneng mengatakan bahwa stunting merupakan fenoma yang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar masyarakat juga sadar akan pentingnya melakukan pencegahan stunting sejak dini
Menurutnya, selain masyarakat pada umumnya, peran kader posyandu juga adalah peran yang sangat sentral di tingkat desa. Karenanya, menurut dia, sinergitas antara pemdes dan posyandu sangat penting.
“Stunting merupakan fokus perhatian bersama dari tingkat pusat, daerah hingga desa. Sebab stunting merupakan fenoma kurang gizi. Peran posyandu dan masyarakat sangat penting untuk bersama-sama menyadari bagaimana melakukan pencegahan sejak dini,” Tuturnya.
Ditempat yang sama, perwakilan Balai Penyuluh Keluarga Berencana (KB) kecamatan Banyuates bersyukur karena desa Nepa tidak termasuk desa Lokus Stunting seperti di beberapa desa lainnya.
Namun, meski demikian, pihaknya tetap mewanti-wanti agar pemdes bersama masyarakat untuk tidak lengah, harus sering berkoordinasi terkait dengan tamuan-temuan atau gejala-gejala yang ada di lapangan.
Pihaknya juga berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan pencegahan stunting. Menurutnya, ada beberapa langkah yang menjadi perhatian dalam upaya melakukan pencegahan stunting antara lain, pemeriksaan calon pengantin (Catin), Ibu Hamil dan Balita.
“Jadi meskipun desa Nepa ini tidak termasuk kategori lokus stunting, saya harap kita tidak lengah. Sekarang pencegahan ini tidak hanya dilakukan kepada ibu hamil atau balita, tapi remaja atau catin yang akan menikah juga sebaiknya berkonsultasi dengan puskesmas terdekat. Biayanya gratis kok,” Paparnya.