Penanews.id, JAKARTA – Warga negara Indonesia yang tinggal di kota Rostov-on-Don, Rusia, Jerry Akbar Sabrida menceritakan pengalaman di tengah krisis yang terjadi di perbatasan Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin menyatakan perang, Kamis, 24 Februari 2022.
Kota Rostov-on-Don merupakan ibu kota Rostov Oblast, yang berabatasan langsung dengan Ukraina. Jarak dari ibu kota ke perbatasan lebih kurang 130km.
Menurut Jerry, setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina timur, belum ada peringatan darurat dari pemerintah setempat atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow.
“Saya baru lihat sih (pidato Presiden Putin). Kondisinya masih aman sekarang begitu. Sampai saat ini belum ada instruksi resmi yang mengatakan masuk ke dalam keadaan darurat,” katanya.
“Kemarin Bapak Dubes RI untuk Rusia berkunjung ke Rostov dan bertemu dengan rektor kampus saya. Beliau berkata bahwa rektor menjamin chance peperangan itu sangat kecil dan kalaupun ada kita masih aman,” kata Jerry dilansir tempo.co.
Jerry, yang sudah tinggal di Rostov-on-Don selama tiga tahun ini, juga masih menjalankan kegiatan kampusnya selama konflik Ukraina jadi sorotan.
Sebagai mahasiswa psikologi semester 4 di Southern Federal University, Jerry menyebut mayoritas rutinitas kuliahnya dilakukan online karena kasus Omicron yang tinggi, bukan karena konflik.
“Situasi sekarang di Ibu kota Oblast masih aman-aman saja, masih kegiatan seperti biasa tidak ada yang diberhentikan karena permasalahan perang tersebut. Sampai saat ini kita menjalani kegiatan seperti biasa ya, kelas masih banyak yang online karena korona bukan karena perang,” tutur Jerry.
Walau relatif masih normal, Pria asal Pacitan berusia 22 tahun itu, menyebut intensitas pesawat yang lewat di kota Rostov-on-Don cukup tinggi dan laporan soal suara ledakan di perbatasan cukup sering.
Jerrry juga menyebut pengungsi dari Ukraina yang pindah dari Donbass, tersebar di beberapa kota di Rostov Oblast.
“Intensitas pesawat yang lewat di kami cukup sering aja mungkin pemetaan atau gimana saya kurang tahu. Ledakan juga ada mas. Suara tembakan-tembakan di dekat-dekat banget perbatasan” katanya.
Putin telah mengumumkan dalam pidatonya pada Kamis, 24 Februari 2022, untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina. Dia menyebut ingin demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, demi melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran genosida rezim Kyiv.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden langsung bereaksi keras dan menyebut pernyataan Putin tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan. AS dan sekutunya juga akan bersatu dan tegas menanggapi serangan Rusia terhadap Ukraina.
EMbe