Penanews.id, RIAU – Dua orang polisi Bripka JL dan Bripka LS, dari Polsek Tambusai Utara memaki-maki seorang wanita korban pemerkosaan berinisial ZU.
Diam-diam wanita 18 tahun asal Rokan Hulu, Riau ini merekam aksi marah-marah itu dan kemudian viral di media sosial. Kini kedua polisi itu dimutasi.
Kasus ini bermula saat ZU melaporkan diperkosa empat pria yang merupakan teman suaminya sendiri.
Dalam proses penyidikannya, ZU diduga diancam oleh dua anggota Polsek Tambusai Utara. Dalam video viral berdurasi 2 menit 30 detik, terdengar suara dua orang polisi yang bicara dengan nada tinggi.
“Kalian sudah dibantu polisi kok kayak gitu balasan kalian. Lain kali kalau ada masalah, jangan kalian melapor ke kantor ya,” kata orang yang diduga polisi itu dilansir detik.com.
Tak hanya dibentak, ZU juga diancam akan dijadikan tersangka.
“Kau bawa itu besok, jangan salahkan aku. Kutunggu kalian besok jam 08.00 WIB, lewat dari jam 10.00 WIB, kubuat kalian tersangkanya,” ujar pria itu.
Setelah videonya viral, Polda Riau mencopot jabatan Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka JL buntut viral video pengancaman korban pemerkosaan. Selain LS, Bripda RS dimutasi dalam rangka pemeriksaan.
Pencopotan Kanit Reskrim tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Riau hari ini. Surat Telegram Nomor: ST/1666/XII/KEP/2021 itu ditandatangani Karo SDM Kombes Joko Setiono.
Sunarto mengatakan keduanya dimutasi ke Bid Dokkes Polda Riau dalam rangka riksa. Selain Bripka JL dan Bripda RS yang mulai diperiksa, ada nama sejumlah perwira yang dimutasi.
Keduanya diperiksa atas kata-kata yang tidak pantas terhadap korban, Z, di mana korban diancam karena tidak mau datang ke Polsek dengan menyebut kata ‘lonte’.
Dalam video viral berdurasi 2 menit 30 detik itu, terdengar suara dua orang yang diduga anggota Polsek Tambusai Utara. Dua orang diduga polisi itu bicara dengan nada tinggi.
“Kalian sudah dibantu polisi kok kayak gitu balasan kalian. Lain kali kalau ada masalah, jangan kalian melapor ke kantor ya,” kata orang diduga polisi itu.
Suami korban, S, meminta polisi bertindak adil. Dia heran mengapa dirinya diancam.
“Bapak ngancam-ngancam awak terus, polisi ngancam awak. Awak korban kok diancam,” jawab S.
S juga buka suara. Dia mengaku video itu direkam istrinya ketika ada dua polisi datang. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi karena dirinya dan istrinya, Z, menolak berdamai dengan terduga pemerkosa.
“Video itu betul, itu waktu kejadian direkam sama orang rumah saya (korban). Itu suara saya, kejadian 21 November,” ujar S kepada detikcom, Rabu (8/12).
EMbe