Penanews.id, BANGKALAN- Terdapat 25 desa tersebar di 5 Kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur masuk kategori kemiskinan ekstrim.
Kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berupaya mendata siapa saja warga setiap desa yang tergolong miskim ekstrim di 5 kecamatan itu.
Tak tanggung, pendataan ini menggunakan aplikasi dengan nama “Sidaya Sehati” (Sistem data dan layanan sejahtera bersama bupati).
Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron mengatakan, Aplikasi Sidaya Sehati tujuannya untuk mendata masyarakat miskin, khususnya yang masuk kemiskinan ekstrim.
“Mudah mudahan pendataan semakin valid sesuai realita di lapangan, dan kedepan akan terus di evalusi,” kata dia kepada Penanews.id. Selasa, 23 Nopember 2021 usai lonching aplikasi Sidaya Sehati, di Balai Desa Lombang Dajah, Kecamatan Blega.
Ra Latif sapaan lekatnya mengungkapkan, pendataan masyarakat miskin kali ini ingin memastikan apakah keluarga penerima mnfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) dari Kementerian Sosial (Kemensos), Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemkab benar layak atau tidak.
“Sehingga tidak ada pendataan yang dianggap tidak tepat sasaran, ” tegas dia.
Menurut Ra Latif, Launching aplikasi Sidaya Sehati menghadirkan para pimpinan Muspika dari 5 Kecamatan yang didalamnya terdapat desa kategori kemiskinan ekstrim.
“Nantinya pak camat, kapolsek, dan Danramil serta tokoh desa ikut mengawasi juga dalam pendataan ini. Kalau ada warga yang belum tercaver bisa dimasukan,” ujar dia.
Ra Latif tidak merinci apa saja indikator sehingga 25 desa di 5 kecamatan tersebut masuk kategori kemiskinan ektrim. Ra Latif hanya bilang, data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik (BPS).
“BPS mendata bahwasanya 5 kecamatan ini warga kategori miskin ekstrim luar biasa bnayak, tapi setelah kita data tidak sebanyak itu,” terang dia.
Kedepan, Ra Latif berharap lembaga yang diberikan kewenangan untuk mendata masyarakat miskin agar terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pemkab. Sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan fakta di lapangan.
“Pemkab akan bekerjasama dengan camat dan kades, sehingga data ini sesuai dengan kenyataan dibawah, ” tegas dia.
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bangkalan, Wibagio Hartanta mengatakan, pengadaan aplikasi Sidaya Sehati anggarannya bersumber dari APBD Bangkalan tahun 2021.
Untuk pendataan di lapangan, Wibagio menegaskan tidak ada anggaran, karena masih terbentur dengan pandemi Covid 19. “Kita pendataan dilapangan tanpa naggaran, kita jalan sesuai panggilan hati untuk perbaikan kedepan, ” dalih dia.
Abdi