Penanews.id, Bogor – GP, 60 tahun, ditemukan tewas dengan badan penuh luka bacok pada Minggu, 17 Oktober 2021. Ia meregang nyawa di pertigaan Perumahan Metland Transyogi.
Sepekan kemudian, aparat Polres Bogor yang menyelidiki pembunuhan ini, menangkap tiga pembunuh GP. Mereka masing-masing AH, 41 tahun. ND, 32 tahun dan DA, 32 tahun.
Menurut polisi, AH ternyata keponakan GP. Yang lebih mengejutkan, AH adalah otak dibalik pembunuhan sadis ini.
Kapolres Bogor AKBP Harun menuturkan pembunuhan ini dilatari masalah lahan parkir. AH kesal karena sejak GP yang menangani parkiran sejak setahun lalu, setoran kepadanya berkurang.
AH lantas merencanakan pembunuhan. Ia mengontak ND dan DA untuk membunuh sang paman. Keduanya dijanjikan imbalan masing-masing Rp 5 juta.
Namun, setelah eksekusi, kedua pemuda itu hanya mendapat Masing-masing Rp 1 juta. Mereka pun kabur ke Sumedang dan Majalengka.
“Persiapan sudah dilakukan seminggu sebelum eksekusi, kumpul di rumah membahas korban, karena nantinya akan dianiaya, dihabisi, dengan cara diberikan miras dulu di pangkalan ojek dekat lokasi parkir. Minggu pukul 13.00 WIB itu korban diajak minum sampai pukul 17.30 WIB. Saat itu eksekutor melaksanakan pembunuhanan yang mengakibatkan korban tewas di lokasi,” Kata Harun dilansir kompas.com.
Kata Harun, para pelaku ditangkap pada Rabu (27/10/2021), AH ditangkap di Cileungsi, ND di Sumedang, dan DA di Majalengka.
Saat penangkapan tersebut, dua pelaku terpaksa diberi tindakan tegas dan terukur karena melawan saat akan ditangkap.
“Mereka melakukan perlawanan, jadi kita lumpuhkan dengan tindakan terukur,” ungkapnya.
EMbe