Penanews.id, JAKARTA – AstraZeneca, salah satu jenis vanksin covid-19 yang dipakai Pemerintah Indonesia, rupanya ditemukan oleh seorang wanita bernama Sarah Gilbert.
Pada 28 Juni lalu, Sarah diundang khusus pada turnamen Tenis Wimbledon. 7500 penonton berdiri memberikan tepuk tangan hingga membuat Sarah tersipu malu. Meski sudah lewat, video momen emosional tersebut kini viral di Internet.
Dilansir laman tempo.co, Sarah Gilbert adalah profesor imunologi dari Oxford. Bersama rekannya Chaterine Green, Sarah berjasa di balik vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca.
Dame Sarah memimpin tim pengembangan awal, sementara Green bertanggung jawab untuk memproduksi batch pertama dari vaksin sehingga dapat diuji secara klinis.
Ibu tiga anak kembar ini lahir di Kettering, Northamptonshire pada April 1962. Ayahnya bekerja di bisnis sepatu sementara ibunya adalah seorang guru bahasa Inggris dan anggota masyarakat opera amatir lokal.
Setelah menyelesaikan pendidikan doktornya, ia mendapat pekerjaan di pusat penelitian pembuatan bir, mempelajari cara memanipulasi ragi pembuatan bir, sebelum beralih bekerja di bidang kesehatan manusia.
Dia tidak pernah bermaksud menjadi spesialis vaksin. Namun pada pertengahan 1990-an, dia terlibat dalam pekerjaan akademis di Universitas Oxford, melihat genetika malaria. Dan itu mengarah pada pekerjaan pada vaksin malaria. Saat itulah dia mulai berfokus pada vaksin.
Upaya Sarah sejak awal pandemi tidak luput dari perhatian. Momen tepuk tangan dari penonton Wimbledon dia gambarkan sebagai benar-benar luar biasa.
“Saya tidak menganggap tepuk tangan meriah itu hanya ditujukan kepada saya, itu adalah rasa terima kasih atas vaksin dan vaksin lainnya, dan tim yang mengujinya dan membuatnya dan menyebarkannya kepada orang-orang,” kata dia.
Sarah dan Green menjadi kesayangan media. Di Internet beredar tulisan yang membahas bahwa Sarah melepaskan hak patennya sehingga vaksin ini bisa diproduksi dalam jumlah besar dan dengan harga murah.
Vaksin AstraZeneca saat ini sudah berkontribusi sebanyak 500 juta dosis di seluruh dunia.
EMBE