
penanews.id, JAKARTA – Seorang dokter di Florida Amerika Serikat meninggal karena kondisi yang jarang terjadi, yakni kelainan darah yang parah.
Gregory Michael, nama dokter berusia 56 tahun itu, meninggal 16 hari setelah menerima suntik vaksin virus corona dari Pfizer.
Otoritas kesehatan setempag tengah menginvestigasi kematian dokter spesialis ini, untuk mengungkap apakah sakitnya itu terkait dengan suntik vaksin virus corona yang ia lakukan
di Pusat Kesehatan Mount Sinai pada 18 Desember 2020.
Dikutip dari tempo.co, tak lama setelah menerima suntik vaksin virus corona, Michael mengalami gejala serius yang disebut thrombostopenia imun akut, di mana kondisi membuat darah sulit membeku dengan baik.
Menjawab isu ini, Pfizer dalam keterangannya menjelaskan pihaknya secara aktif menginvestigasi kasus ini.
Hanya saja, saat ini Pfizer belum yakin adanya sangkut-paut peristiwa ini dengan vaksin buatan produsen obat tersebut.
“Belum ada sinyal keamanan yang teridentifikasi terakit uji coba klinis kami dan pasca-pemasaran sejauh ini atau dengan teknologi yang digunakan dalam membuat vaksin. Kami berbelangsungkawa kepada keluarga yang berduka,” demikian keterangan Pfizer.
Selain di Amerika, otoritas Meksiko menyatakan sedang mempelajari kasus seorang dokter perempuan, 32 tahun, yang dirawat di rumah sakit setelah menerima suntik vaksin virus corona buatan Pfizer – BioNTech.
Identitas lengkap dokter tersebut tidak dipublikasi. Dia dilarikan ke ICU sebuah rumah sakit umum di Nuevo Leon setelah mengalami kejang, susah bernafas dan ruam-ruam pada kulit.
EMBE