
penanews.id, JAKARTA-Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto mengingatkan lulusan sekolah menengah terapan seperti SMK dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang sarjana terapan.
Budi menyampaikan itu dalam sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Politeknik Negeri (SNMPN) yang dipantau secara daring di Jakarta.
Baca Juga:
“Saya berharap ke depan, itu termasuk ada justifikasi lebih awal dari adik-adik, kalau sudah memilih jenjang SMA-nya terapan maka untuk jenjang perguruan tingginya ke sarjana terapan,” ujar Budi, Jumat 15 Januari 2021
Pada tahun ini, untuk pertama kalinya seleksi masuk politeknik negeri diselenggarakan LTMPT, menjadi satu dalam jalur-jalur penerimaan peserta didik baru SNMPTN dan SBMPTN.
Jalur yang pertama dilakukan berdasarkan nilai akademik dan prestasi lainnya yang ditetapkan oleh PTN dengan biaya subsidi penuh pemerintah.
Jalur kedua, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, menurut ujian tulis berbasis komputer. Pelaksanaan tes menggunakan komputer dan biaya ditanggung oleh peserta dan disubsidi oleh pemerintah.
“Ini merupakan kali pertama, seleksi politeknik bersama dengan LTMPT. Sebenarnya inisiasinya sudah lama, tapi baru terealisasi mulai tahun ini,” kata Budi.
Seluruhnya ada 351 program studi sarjana terapan dari 40 politeknik negeri, 11 perguruan tinggi kedinasan, serta 74 universitas dan institut yang tersedia dalam seleksi yang diselenggarakan LTMPT tersebut, baik SNMPTN maupun SBMPTN.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan kalau 40 politeknik negeri menyumbang kepada 298 pilihan program studi yang ada.
Mereka terdiri dari 215 program studi sains dan teknologi dan 83 program studi kategori sosial humaniora.
“Lulusan sarjana terapan tidak hanya mendapatkan ijazah dan transkrip, tetapi juga sertifikat kompetensi yang diakui industri serta kemampuan Bahasa Inggris,” kata Wikan dalam sosialisasi yang sama.
Selama perkuliahan, mahasiswa sarjana terapan wajib magang di industri selama minimal satu semester, termasuk KKN dan pengabdian pada masyarakat.
Dirancang pula kolaborasi interkonektivitas dengan S2 terapan, baik di dalam maupun luar negeri. Ini terutama di politeknik, karena sudah banyak prodi sarjana terapan.
“Ada sekitar 25 prodi sarjana terapan yang nantinya kami lanjutkan ke S2 terapan,” kata mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu.
sumber: tempo.co