Penanews.id, JAKARTA – Kepergok rambutmu acak-acakan dan pakainmu jelek saat sedang video call di Zoom pasti memalukan.
Tapi bagaimana kalau kamu seorang pejabat yang kepergok bersetubuh dengan bawahan di tengah rapat virtual membahas isu genting Covid-19? Itu namanya mimpi buruk yang bakal teringat seumur hidup.
Baca Juga:
Kepala Kelurahan di Kota Dasmariñas, Provinsi Cavite, Filipina, mengalami insiden memalukan macam itu. Lelaki paruh baya itu kepergok bersetubuh dengan pegawai perempuan dari bagian keuangan di kantornya, ketika mengikuti rapat bersama jajaran pemerintah kota setempat membahas strategi penanggulangan Covid-19.Esai Foto
Media lokal melaporkan pejabat yang dimaksud adalah Jesus Estil, yang mengepalai wilayah administrasif Desa Fatima Dos, di Pulau Luzon. Estil, menurut laporan saksi mata, mematikan speaker saat rapat Zoom.
Ternyata dia mengira sudah sekalian mematikan webcam laptop. Maka, disaksikan puluhan peserta rapat lain, Estil santai mengajak si pegawai perempuan masuk kantornya, lalu mereka bersetubuh selama beberapa menit.
Karena mengira aksinya berhubungan badan saat rapat zoom tidak ketahuan, Estil rileks sekali mengenakan celana sesudah si perempuan keluar ruangan. Bahkan, dia kembali ikut rapat dan kembali bekerja seperti biasa, dengan duduk kembali di hadapan laptop. Video perbuatan lucah itu direkam oleh koleganya, lalu menyebar ke media sosial seantero Filipina.IKLAN
Warga desa yang marah melihat kelakuan sang lurah membuat petisi, menuntut pemerintah provinsi mencopot Estil dan sang pegawai.
Insiden ini pun sampai ke juru bicara Kementerian Dalam Negeri Filipina, Jonathan Malaya. Lewat keterangan tertulis, dia menyebut tindakan sang lurah “tidak dapat ditoleransi.”Pelecehan Seksual
“Tindakannya sebagai pejabat bertentangan dengan moralitas publik,” kata Malaya. “Kami berjanji akan menyelidiki insiden tersebut dan menjatuhkan sanksi yang sesuai.”
Akibat skandal seks saat rapat zoom tersebut, dua pejabat di Pemkot turut terseret. Mereka dianggap gagal mendisiplinkan bawahan, sehingga akhirnya dipaksa mundur dari jabatannya.
VICE.COM