Penanews.id, JATIM – Stadion Kanjuruhan disesaki penonton. Kurang lebih 42 ribu Aremania hendak menyaksikan laga Persebaya vs Arema FC. Salah satunya Tofan Zulkarnain. Malam itu ia duduk di Tribun 14.
Laga derby jatim ini pasti selalu berlangsung sengit. Green Force datang untuk mematahkan kutukan selama 23 tahun tak pernah menang di Kandang Arema. Sebaliknya tuan rumah, ingin terus mempertahankan rekor selalu menang atas Persebaya di Kanjuruhan.
Setelah 90 menit, Persebaya yang bermain tanpa dukungan langsung suporternya memenangkan laga itu dengan skor 3-2.
Sejumlah Aremania yang kecewa dengan hasil itu mulai memasuki lapangan. Dalam video yang banyak beredar, sejumlah suporter nampak mencari pemain Arema dan memukulnya.
Situasi puji tak terkendali. polisi menembakkan gas air mata, salah satunya ke arah tribun 14, tempat Tofan menonton pertandingan Derbi Jawa Timur.
Ia sempat mengalami sesak nafas karena menghirup gas air mata.
“Saya waktu itu tidak turun ke lapangan. Ada tembakan gas air mata ke arah saya,” ujarnya, Minggu (2/10/2022), dikutip dari kompas.cm.
Tofan kemudian mencoba menyelamatkan diri. Namun, ia mengaku kesulitan mendapatkan jalan keluar dari stadion.
“Waktu itu saya melihat ada korban lain yakni anak kecil tepat di sebelah saya. Sepertinya anak kecil itu selamat. Saya memang sulit bernapas karena gas itu,” ucapnya.
Karena mengalami gangguan pernapasan, Tofan dan kawannya dievakuasi ke rumah sakit.
Kisah lain dituturkan Doni, korban selamat lainnya dari tragedi Kanjuruhan Malang.
Doni mengatakan, kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Ia awalnya melihat dua suporter turun ke lapangan. Tak berselang lama, suporter lainnya mengikuti masuk ke lapangan. Polisi lantas menghalau massa yang turun memakai gas air mata.
“Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar,” ungkapnya.
Dia menuturkan, ada sekitar 20 orang di lingkungan rumahnya yang turut bertandang ke Stadion Kanjuruhan. Beberapa di antaranya anak kecil.
“Alhamdulillah selamat semua, tiga anak kecil. Termasuk anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya, saya tolong sampai buka pagar pembatas tribun yang di samping-samping mas,” tuturnya.
Malang pun berduka. Banyak penonton nasibnya tak sebaik Tofan dan Doni. Mereka tak selamat. Ratusan orang meninggal dunia diduga akibat sesak nafas karena gas air mata.
Tapi total jumlah korban simpang siur. Kapolda Jatim menyebut jumlahnya 127 orang. Namun ada yang melansir jumlahnya telah mencapai 174 orang.
Atas tragedi ini, Presiden Joko widodo telah meminta PSSI menghentikan Liga 1 sampai semua masalah diusut dengan tuntas.
EMbe