Penanewa.id, SURABAYA- Selama Pandemi Covid 19 berlangsung, sebanyak 426 Tenaga Kesehatan (Nakes) di Jawa Timur tercatat meninggal dunia akibat terpapar Covid 19.
Mereka terdiri dari dokter, perawat dan tenaga penunjang lainnya. Mirisnya lagi, angka kematian Nakes di Jatim itu disebut tertinggi dari seluruh daerah di Indonesia.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Prof Dr Nursalam mengutarakan, berdasarkan hasil akurasi data dengan Dinkes, nakes yang meninggal di Jatim mencapai 426.
“Iya (angka kematian nakes di Jatim) tertinggi se-Indonesia. Termasuk perawat juga,” ucap Prof Nur salam seperti dikutip dari detikcom. Jumat, 23 Juli 2021.
Prof Nur salam pun kemudian merinci Nakes yang meinggal akibat virus yang menyerang bagian pernafasan itu. Dari 426 nakes itu, 191 di antaranya adalah perawat. Kemudian 113 dokter dan sisanya tenaga kesehatan penunjang lainnya.
“Perawat yang gugur akibat COVID-19, terbanyak dari Kota Surabaya yakni 28 orang.
Lamongan dan Kabupaten Kediri masing-masing 11 perawat, dan Sumenep 10 perawat,” bebernya.
Hingga saat ini, Nur Salam menyebut hanya 19 ahli waris perawat dari 191 perawat yang gugur akibat Covid yang mendapat santunan, sementara sisanya belum. Selain itu, insentif untuk nakes juga sering telat.
“Insentif nakes ini banyak yang belum dibayarkan. Sedangkan, banyak nakes yang tumbang juga karena terpapar COVID-19. Bahkan, sejak 1 Juni 2021 sampai hari ini, ada total 1.062 perawat yang terpapar COVID-19, 83 di antaranya meninggal dunia,” bebernya.
Nursalam berharap, pemerintah khususnya di Pemprov Jatim memberi perhatian serius kepada para nakes. Selain itu, vaksinasi agar segera digencarkan.
“Perhatian khusus ke nakes, insentif agar tidak molor-molor. Karena kita cari relawan itu sudah sulit, sekalinya dapat, mereka rentan juga terpapar. Lalu vaksinasi, kalau mau herd immunity, ya jangan dikuota-kuota. Harus digencarkan unlimited, kalau masih dijatah, saya pesimis 17 Agustus bisa tercapai herd immunity,” imbuhnya.
Ia juga berpesan kepada masyarakat agar patuh akan aturan selama PPKM Darurat. Kedisiplinan warga akan protokol kesehatan menjadi hulu dalam menekan angka penyebaran COVID-19.
“Kepada RT-RW juga tolong perannya. Apa gak malu, masih banyak warung-warung di kampung itu masih los buka. Kalau seluruh pihak bisa kerja bareng, insyaallah pandemi ini bisa segera teratasi,” tutupnya.
Al/Red