
Penanews.id, JAKARTA – Namanya Atsiri. Sejenis minyak hasil ekstrak berbagai bahan. ada kulit cendana hingga cengkeh. Hari-hari ini, nama atsiri tengah jadi perbincangan setelah Kementerian Pertanian (Kementan) meneliti minyak itu dan hasilnya dinyatakan mampu membunuh aneka virus termasuk corona.
Setelah mendapatkan hak paten atas temuan itu, Kementan berencana memproduksi secara masal minyak atsiri dengan menggandeng salah satunya PT Eagle Indo Pharma. Mulai dari bentuk roll on, balsem hingga berbentuk kalung.
“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan. Paling tidak, ini bagian dari upaya kita. Minyak Eucalyptus ini juga sudah turun-menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal Eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi,” kata Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbang) Kementan, Fadjry Djufry.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, kalung antivirus tersebut merupakan hasil penelitian Badan Litbang Kementerian Pertanian terhadap 700 jenis pohon kayu putih. Satu di antaranya diklaim terbukti membunuh virus corona.
Menurut Syahrul, jika kalung ini dipakai 15 menit, keberadaannya bisa melumpuhkan 42 persen virus corona. Sedangkan bila dikenakan lebih lama, yakni 30 menit, kalung bisa mematikan 80 persen virus corona dalam tubuh.
Ketika rencana Kementan ini mencuat. banyak menyangsikan hasil penelitian itu. Ketua MPR Bambang Soesatyo menyarankan agar temuan kementan itu diuji melalui prosedur klinis.
“Untuk menghindari kesan tentang klaim sepihak, produk antivirus corona dari Kementan itu sebaiknya mengikuti dulu protokol pengujian atau uji klinik untuk produk baru obat dan herbal. Termasuk pengujian khasiatnya pada manusia,” kata Bamsoet. (EMBE)