
Penanews.id, JAKARTA – Setelah video kritikan atas rendahnya tuntutan Jaksa terhadap para penyerang Novel Baswedan viral, Komika Bintang Emon mendapat serangkaian serangan dan ancaman lewat media sosial.
Peneliti Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Rivanlee Anandar menilai ancaman semacam itu ancaman bagi Demokrasi.
“Ada upaya untuk membungkam kebebasan berekspresi dan berpendapat. Padahal, kritikan itu perlu untuk menyeimbangkan narasi negara,” kata dia dikutip dari Tempo.co, Senin, 15 Juni 2020.
Menurut Rivanlee, seiringan dengan perkembangan tekhnologi, serangan terhadap para pengkritik pemerintah kini tak melulu lewat ancaman fisik, tapi juga lewat media sosial berupa doxxing, fitnah dan hoax.
Dalam video yang viral itu, Bintang Emon mempertanyakan alasan jaksa menuntut satu tahun, yakni terdakwa tak sengaja menyiram muka Novel Baswedan.
Dia mengatakan gravitasi bumi tak memungkinkan pelaku menyiram air keras yang mengarah ke badan Novel tetapi meleset ke arah wajah.
“Kecuali Pak Novel Baswedan emang jalannya hand stand. Bisa lu protes, Pak Hakim, saya niatnya nyirem badan, tapi gara-gara dia jalannya betingkah jadi kena muka. bisa, masuk akal. Sekarang tinggal kita cek, yang kagak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan apa hukuman buat kasusnya?” demikian sepenggal ucapan Bintang dalam video unggahannya itu. (EMBE)