penanewe.id, SURABAYA – Keputusan pemerintah menaikkan iuran BPJS kesehatan mulai 1 Januari 2020, direspon negatif oleh masyarakat peserta layanan kesehatan pengganti Askes itu.
Halwiyati, warga Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Gresik misalnya mengaku tak lagi membayar iuran sejak bulan ini.
“Sejak dapat info ada kenaikan iuran, kami sekeluarga tidak lagi membayar iuran BPJS. Kami kecewa terhadap pemerintah,” kata dia, Selasa, (5/11/2019).
Titi, sapaan akrab Halwiyati, menilai kenaikan iuran tidak menjamin pelayanan di rumah sakit terhadap pasien menjadi lebih baik.
“Buktinya, saya ke rumah sakit malah sering disuruh bayar. Padahal sudah menggunakan BPJS, terus untuk iuran BPJS kalau ujung-ujungnya tetap bayar,” kata ibu tiga anak ini.
Senada dengan Titi. Kahfi, warga Karah Agung, Surabaya, mengaku sangat kecewa dengan layanan di rumah sakit bagi peserta BPJS.
“Saya pernah berobat ke salah satu RS di Surabaya, malah petugasnya bilang gak dicover, dan disuruh jadi pasien umum. Aneh, wong saya sakitnya biasa-biasa bukan fatal malah dibilang gak dicover,” ujarnya berbagai pengalaman.
Bapak dua anak ini menyatakan tidak akan lagi membayar iuran bulanan BPJS Kesehatan. Selain biayanya terlalu tinggi, Kahfi mengaku pelayanan di RS jauh dari harapan masyarakat.
“Bukan hanya saya saja korban BPJS, banyak teman dan tetangga saya yang mendapat perlakuan yang sama saat berobat ke RS,” kata dia.
Sumber: medcom.id