penanews.id, JAKARTA – Dikutip dari CNN, jejaring sosial Twitter akan berhenti menerima semua iklan berbau politik.
“Kami membuat keputusan untuk setop semua iklan politik secara global. Kami yakin jangkauan pesan politis harus dicapai sendiri, bukan dibeli,” kata CEO Twitter, Jack Dorsey.
Jack juga menjelaskan, pesan politis mencapai maksudnya jika orang memutuskan untuk follow atau retweet sebuah akun, bukan karena diincar dengan iklan berbayar.
Ned Segal, Chief Financial Officer Twitter, menyebut perusahaannya mendapat iklan politik senilai USD 3 juta pada 2018. “Keputusan ini (menolak iklan politik-red) adalah berdasarkan prinsip, bukan uang,” ungkapnya.
Keputusan Twitter sendiri mendapat pro dan kontra. Salah satu yang bersuara keras adalah manajer kampanye Donald Trump. “Ini adalah upaya berikutnya untuk membungkam kaum konservatif,” tuturnya.
Namun berbeda dengan Twitter, Facebook justru memutuskan lanjut menerima iklan politik.
“Dalam sebuah demokrasi, saya pikir tidak tepat bagi perusahaan swasta untuk menyensor politisi atau beritanya,” kata pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Zuck menjanjikan akan terus mengevaluasi apakah iklan politik di Facebook menghadirkan manfaat atau sebaliknya. Namun sejauh ini, pihaknya takkan menolaknya. (*)