
Penanews.id,BANGKALAN-Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Akselerasi Sertifikasi Halal di Madura sekaligus mencanangkan Zona Kampus Halal, Aman, dan Sehat (KHAS).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Syaikhona Kholil, Lantai 10, Gedung Graha Rektorat UTM, Kamis (6/11/2025), juga dihadiri Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Jakfar.
Tak hanya itu, sejumlah narasumber nasional juga dihadirkan oleh UTM, di antaranya Kepala BPJPH Kemenag RI Dr. Ahmad Haikal Hasan, Deputi Bidang Kemitraan dan Standardisasi Halal BPJPH, Dr. H. Abdul Syakur, S.Ag., M.Si, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Ibrahim, serta Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim KH Sholihin Hasan.
Rektor UTM Prof. Dr. Safi’ menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah konkret kampus dalam memastikan seluruh produk makanan dan minuman di lingkungan UTM terjamin kehalalan, keamanan, dan kesehatannya.
“Ini ikhtiar UTM untuk memastikan semua produk yang dijual di kampus halal, aman, dan sehat. Kami ingin Zona KHAS UTM menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah untuk melakukan hal yang sama,” ujar Prof. Safi’.
Dalam kesempatan itu, UTM juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Melalui kerja sama ini, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) UTM kini dapat menyelenggarakan pelatihan serta merekrut penyelia halal secara mandiri sekaligus menjadi langkah penting untuk mempercepat ketersediaan tenaga ahli halal di Pulau Madura.
“Alhamdulillah, MoU ini memungkinkan LPH UTM menyelenggarakan pelatihan sendiri. Selama ini kita kekurangan penyelia halal, dan sekarang UTM bisa berperan langsung dalam mengakselerasi sertifikasi halal di Madura,” tambahnya.
Prof. Safi’ juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memfasilitasi pelaku UMKM agar lebih mudah memperoleh sertifikat halal.
“Pemerintah daerah punya tanggung jawab membina dan memfasilitasi pelaku usaha mikro dan UMKM. Kami siap berkolaborasi agar prosesnya berjalan cepat dan kolektif,” ucapnya.
Ia berharap semangat halal tidak hanya menjadi aturan formalitas, tetapi juga tumbuh sebagai gaya hidup di lingkungan kampus dan masyarakat.
“Zona KHAS ini kami mulai dari kuliner, tapi harapannya berkembang menjadi lifestyle. Semua yang kita pakai dan lakukan harus halalan thayyiban. Jangan sampai produknya halal tapi prosesnya haram,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangkalan Moch. Fauzan Jakfar yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi langkah UTM. Ia menyebut, percepatan sertifikasi halal bukan hanya penting bagi pelaku usaha, tetapi juga bagi masyarakat sebagai konsumen.
“Dari sisi pelaku usaha, ini penting untuk memastikan produk yang dijual benar-benar halal. Tapi yang lebih penting lagi adalah kesadaran konsumennya. Karena Madura ini daerah yang religius, maka kesadaran terhadap produk halal harus terus digugah,” ujanya.
Wabup Fauzan menilai, kehalalan produk tidak sekadar label administratif, melainkan bentuk kepatuhan terhadap ajaran agama dan tanggung jawab moral produsen maupun konsumen.
“Kehalalan itu bukan sekadar sertifikat, tapi wujud kepatuhan pada nilai agama. Masyarakat Madura yang agamis tentu sangat dianjurkan memilih produk yang halal dan bagus,” tambahnya.
Abdi






