Penanews.id, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya jengkel terhadap pengurus cabang (PCNU) yang terlibat politik praktis terkait Pilpres 2024.
Gus Yahya memberi contoh beberapa waktu lalu telah memanggil pengurus PCNU Kabupaten Banyuwangi, Sidoarjo, dan Bondowoso, Jawa Timur terkait dugaan gerakan politik praktis.
Saat itu, kata Gus Yahya, ada indikasi ketiga PCNU kabupaten tersebut melakukan keterlibatan politik dengan mengatasnamakan lembaga.
Kegiatan itu digelar di Kantor PCNU Banyuwangi pada Rabu, 19 Januari 2022, dengan mendatangkan salah seorang bakal calon presiden. Pengurus PCNU Banyuwangi pun dipanggil.
“Mereka sudah kami tegur secara lisan. Peringatan tertulis akan berlaku untuk PCNU se-Indonesia jika melakukan hal sama,” ujar Gus Yahya di Surabaya, Kamis (17/2), dikutip Antara.
Gus Yahya pun memperingatkan PCNU se-Indonesia agar tidak terlibat politik praktis, terutama menjelang Pemilu 2024.
“Kalau ada PCNU yang terlibat dan secara terang-terangan melakukan gerakan dukung-mendukung politik tertentu maka akan kami berikan surat peringatan tertulis,” kata Gus Yahya.
Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrurrozi mengatakan agenda yang dibuat pengurus PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo itu adalah promosi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon presiden 2024.
“Kegiatan pengumpulan massa promosi Cak Imin di kantor NU,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/2).
Cak Imin Buka Suara
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin angkat suara ihwal deklarasi dirinya maju dalam Pilpres 2024 oleh sejumlah cabang Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur baru-baru ini. Deklarasi tersebut sempat menuai peringatan keras dari Gus Yahya.
Cak Imin mengaku tak mempersoalkan kejengkelan Gus Yahya. Ia menganggap wajar respons Gus Yahya, sebab NU kata dia memang tak boleh berpolitik praktis.
“Enggak masalah, kan memang PBNU enggak boleh berpolitik praktis,” kata Cak Imin lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/2).
Menurut dia, warga NU tak boleh menggunakan organisasi untuk berpolitik praktis. Oleh karena itu, warga Nahdliyyin yang ingin berpolitik bisa lewat PKB. Cak Imin memastikan hubungan PKB dan Gus Yahya atau PBNU baik-baik saja.
“Keluarga besar NU berpolitiknya hanya lewat PKB, tidak boleh lewat NU,” katanya.
SUMBER: cnnindonesia.com