Penanews.id, BANGKALAN– Tiap libur Ramadan tiba, majelis kiai Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan berkeliling pulau Madura untuk SPSB. Singkatan dari Sosialisasi Penerimaan Santri Baru.
Hari ini, Selasa, 6 April 2021. Kegiatan rutin tahunan ini digelar di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Ikatan Keluarga Besar Al-Amien (IKBAL), wadah bagi alumni, simpatisan dan abituren Al-Amien, menggelar sosialisasi ini di Kecamatan Arosbaya.
Tepatnya di Masjid An-Nur Karang Pao, Desa Tambegan. KH Ahmat Fauzi Tjidjani, pimpinan Pesantren Al-Amien hadir langsung ke lokasi.
“Kami sengaja menggelar acara ini di desa, untuk memberdayakan koordinator Ikbal di kecamatan. Selain juga karena banyak santri dan alumni Al-Amien dari Arosbaya,” kata Ketua Ikbal Korda Bangkalan, KH Fauzi Sakdullah.
Sementara, menurut Pimpinan Pesantren Al-Amien, KH Ahmat Fauzi, selain sosialisasi, inti dari kegiatan ini adalah menjaga silaturrahim antara santri dan kiai agar tak putus sambungan ilmu.
“Jadi apapun kalian, banggalah menjadi santri Al-Amien. Dan jangan lupa, doakan terus para kiai, kirimi Fatihah, agar batin selalu tersambung,” kata kiai alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu.
Pesantren Digital
Sementara terkait penerimaan santri baru, Pesantren Al-Amien Prenduan telah lama menerapkan sistem digitalisasi. Masyarakat yang tinggal di luar Pulau Madura misalnya bisa mendaftar secara online di semua lembaga dengan sistem barcode atau lewat situs website resmi pesantren: www.psb.tmial-amien.sch.id
Pendaftaran online dibuka mulai 13 April hingga 10 Juni 2021. Sedangkan pendaftaran offline alias langsung datang ke pesantren dimulai 27 Mei hingga 10 Juni 2021.
Baik ke TMI, Ma’had Tahfid Al-Quran (MTA), Putri 1 hingga ke Kampus IDIA. Dengan biaya pendaftaran kurang lebih Rp 1,5 juta. Biaya ini belum termasuk iuran bulanan SPP dan Kost juga seragam pesantren.
Selain itu, Al-Amien juga telah menetapkan e-wallet atau tabungan santri digital. Lewat layanan ini tak ada transaksi uang tunai, mulai dari pembayaran iuran bulanan hingga santri bisa berlanja cukup dengan sidik jari.
Santri Tidak Mampu
KH. Ahmat Fauzi menegaskan Al-Amien juga menerima santri dari kalangan tidak mampu. Syaratnya, menyertakan surat tidak mampu dari kepala desa dan mendapat surat rekomendasi dari madrasah tempatnya menimba ilmu di desanya.
“Santri tidak mampu haruslah santri utusan dari lembaga di desanya. Harus kader. Agar setelah lulus bisa mengabdi dan membantu pendidikan di desanya,”
Tuturnya.
Kemudian santri tidak mampu tersebut menghadap ke mudir marhalah alias kepala sekolah, untuk mendapat keringanan biaya sesuai kemampuan orang tuanya.
“Al-Amien punya kebijakan khusus bagi santri tidak mampu,” ungkap Kiai Ahmat.
EMBE