Penanews.id, SURABAYA– Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) berharap media digital atau media siber terus berupaya menghadirkan konten-konten yang sehat. Hal itu penting untuk menangkal berbagai ujaran kebencian dan hoaks di masa pandemi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut ujaran kebencian dan berita bohong masih bertebaran di media sosial. Hal tersebut berbahaya karena dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Khofifah pun menilai kehadiran media siber merupakan solusi dalam membendung banjirnya ujaran kebencian dan berita bohong. Oleh karena itu, dia mendorong upaya penguatan media siber sebagai bagian dari membangun persatuan dan kesatuan.
“Itu adalah sebuah kebutuhan hari ini dan akan datang. AMSI merupakan industri masa depan,” kata Khofifah dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) Asosiasi Media Siber Indonesia Jawa Timur (AMSI Jatim) ke-2 Tahun 2020 di Malang, Sabtu (24/10) seperti dilansir dari siaran pers pada Sabtu (24/10).
Ketua AMSI Pusat Wenseslaus Manggut mengatakan hoaks dan ujaran kebencian menjadi pekerjaan rumah semua pihak. Apalagi ada lonjakan tren berita bohong dan ujaran kebencian saat terjadi peristiwa sosial seperti pandemi dan peristiwa politik seperti Pilkada serentak.
“AMSI harus ambil tempat untuk kampanye antihoaks dan anti-hatespeech,” kata pria yang akrab disapa Wens itu.
Menurut dia, media massa harus bekerjasama untuk menekan ujaran kebencian dan kabar bohong. Jika tidak, ujaran kebencian menjadi produk yang laku dijual ke masyarakat dan sulit untuk diatasi dengan regulasi sekeras apapun.
Ketua AMSI Jawa Timur Arief Rahman menambahkan, media massa tetap harus kritis demi menjaga keseimbangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, media juga harus bisa bersinergi dan berkolaborasi mencapai tujuan bersama yang diamanatkan Undang-undang Dasar (UUD).
“Ini jadi concern kami agar media bisa kuat dengan tetap membuat konten sehat,” kata Arief.
Adapun pembukaan Konferwil 2 AMSI Jatim digelar pada Sabtu (24/12). Acara tersebut dihadiri Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Lebih lanjut, Wens menyebut media siber juga harus berupaya mengembalikan marwah media ke hal paling dasar yakni proximity local content selama masa pandemi. Pasalnya, konten lokal semakin dibutuhkan oleh publik.
“Proximity dan local content menjadi sangat penting pada masa sekarang,” kata dia.
Menurut dia, pandemi Covid-19 membuat perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi media. Ini juga berdampak terhadap media massa yang juga harus berubah.
“Saya kira, publik di Kota Batu, publik Jawa Timur, dan publik Surabaya lebih butuh konten tentang bagaimana penyebaran Covid-19 di lokasi mereka ketimbang informasi yang sifatnya lebih nasional. Mereka lebih butuh info bagaimana sebaran Covid-19 di sekitar mereka ketimbang info bersifat nasional,” katanya.
Dengan begitu, media ditantang untuk mengemas kontan lokal dengan rasa nasional. Dia pun berharap AMSI Jatim bersama stake holders digital yang lain ikut mengorkestrasi ekosistem digital.
Di sisi lain, Arief menyebut media digital tak hanya dapat memberikan informasi yang benar dan dibutuhkan masyarakat, tetapi bisa menjadi pelopor menggerakkan ekonomi Jatim. Salah satunya mendorong sektor pariwisata.
Menurut Arief, sektor pariwisata menjadi industri yang paling terpuruk karena pandemi. Dengan informasi yang dikemas dengan benar, media iktu mendorong partisipasi publik dalam pemulihan ekonomi.
“Media bisa mem-framing bencana nasional ini lebih baik agar partisipasi publik makin meningkat. AMSI akan mengambil peran di situ,” ujar Arief.
sumber: katadata.co.id