penanews.id, BANGKALAN– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, Mahfud S. Ag menyentil peran Bank Jatim ditengah kesulitan masyarakat selama masa pandemi Covid 19.
Pasalnya, Ia menilai Bank yang bernaung dibawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jatim itu belum terlihat kiprahnya untuk membantu kesulitan masyarakat.
Padahal, lanjut Mahfud, banyak masyarakat menanti kehadiran perusahaan berplat merah itu, khususnya di Pulau Madura.
“Koperasi yang ada di pondok pesantren di Pulau Garam masih banyak yang belum tersentuh program-program pemerintah yakni Bank berplat merah,” kata dia kepada Penanews.Id. Rabu, 2 September 2020.
Menurut Politisi PDI-Perjuangan itu, Bank Jatim dan Bank UMKM Jatim lainnya
masih belum menyentuh koperasi pondok pesantren yang ada di pulau yang tekenal dengan dengan tagline pulau garam itu.
“ Sebagian besar Bank plat merah ini belum hadir di tengah-tengah Pesantren yang mayoritas mempunyai koperasi,” ujarnya.
Bukan hanya untuk pesantren, Legislator asal Dapil Madura itu juga menyoal peran Bank milik Pemprov itu ikhwal pengembangan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM). Kata dia, Program ini sangat penting untuk penguatan ekonomi masyarakat.
Selama ini, lanjut dia, dirinya menilai Bank milik Pemprov itu minim sosialisasi. Maka, kata Mahfud sangat penting pemerintah harus meningkatkan sosialisasi program kepada masyarakat yang ada di Pulau Madura.
“Sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi,” ucapnya.
Pria yang saat ini juga menjabat sebagai pembina Kaconk Mahfud Institute itu meminta agar Bank berlebel BUMD itu lebih serius memberikan sosialisasi sekaligus pendampingan kepada masyarakat.
“Bank Jatim dan Bank UMKM Jatim harus menyiapkan anggaran khusus untuk memberikan pinjaman bagi para pelaku UMKM hingga pedesaan dengan segala kemudahan,” pintanya.
“Karena selama ini Bank milik Pemprov ini kurang mensuport pinjaman bagi para pelaku UMKM yang ada di pelosok pedesaan sehingga mereka dimanfaatkan oleh Bank Swasta untuk memberikan pinjaman dengan persyaratan lebih mudah namun bunganya lebih besar,” imbuhnya.
Selain itu, Pria asal Kecamatan Geger itu juga meminta agar Bank milik Pemprov yang tersebar di daerah Jatim itu tidak mempersulit administrasi atau persyaratan jika ada masyarakat yang mau mengajukan pinjaman. Sebab, mereka butuh modal untuk memajukan usaha.
“Ini menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim agar beban rakyat tidak terpukul akibat pandemi Covid-19,” cetusnya.
Ia berharap, Bank Jatim dan Bank UMKM bisa mengayomi masyarakat Jatim, khususnya Madura yang mau mengajukan pinjaman dengan bunga ringan dan yang paling penting diberikan kemudahan untuk pengajuan kredit.
“Terus terang, di Madura banyak masyarakat yang membutuhkan modal untuk pakan ternaknya. Seharusnya Bank Jatim hadir untuk mereka dan tanggap segera memberikan simultan pinjaman di sektor pertanian,” tutupnya.
Tak hanya itu, Mahfud mendorong agar Bank Jatim lewat BPR-nya memberikan kemudahan pinjaman bagi para pelaku UMKM yang ada di Jatim hingga pelosok daerah.
“Ini mengingat anggaran sudah disiapkan namun serapannnya masih tergolong rendah. Jangan mempersulit, bantu masyarakat,” tandasnya.
ABDI