
Penanews.id, Bangkalan – Puluhan ribu santri, alumni dan masyarakat, iringi pemakaman pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Cholil Bangkalan, KH. Zubair Muntashor menuju pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan.
Baca Juga:
Wafatnya cicit Syaikhona Kholil Bangkalan itu, menjadi duka bagi masyarakat Madura khususnya Bangkalan. Sebab, almarhum merupakan ulama besar dan guru yang dikenal kedisiplinan dan ketegasanya dalam syiar agama islam.
Pantauan di lokasi santri dan alumni mulai memadati Ponpes Nurul Cholil Demangan hingga pasarean Syaikhona Kholil di Desa Martajasah, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan sejak pukul 13.00 wib.
Kiayi Zubair, dikaruniai 11 orang anak. Beliau wafat di usianya ke 73 tahun, lahir 1951 dan wafat 2024. Almarhum merupakan putra KH. Muntashor dan Nyai Nadifah binti KH. Imron bin KH. Mohammad Kholil atau yang dikenal Syaikhona Kholil Bangkalan.
Ketua PCNU Bangkalan, KH. Makki Nasir mengungkapkan bahwa kepergian dzurriyah Syaikhona Kholil Bangkalan dan ulama besar Madura tersebut menjadi duka masyarakat Bangkalan dan Madura.
“Kami dan masyarakat Bangkalan merasa sangat kehilangan, atas wafatnya KH. Zubair Muntashor. Ulama besar cicit Syaikhona Kholil sudah meninggalkan kita semua,” ungkapnya saat ditemui di serambi masjid Syaikhona Kholil Bangkalan, Minggu (28/4/2024).
Almarhum KH. Zubair Muntashor merupakan keturunan ke-4 dari Syaikhona Kholil Bangkalan dari jalur ibunya almarhumah Nyai Nadhifah. Beliau merupakan sosok ulama yang totalitas dalam menyiarkan ajaran agama islam.
“Beliau dimasa sehatnya, selalu turun langsung membangunkan santri ke setiap kamar di Ponpes miliknya. Semua itu dilakukan, agar santri bisa menunaikan sholat tepat waktu dan berjemaah,” ujar dia.
Salah satu hal sederhana yang diajarkan pada santri-santrinya, yakni keistiqomahan dan kedisiplinan waktu terutama urusan disiplin sholat diawal waktu.
“Kedisiplinan waktu sholat memang yang sering beliau ingatkan. Wafatnya beliau, membawa duka bagi kita semua. Semoga putra-putri beliau diberikan ketabahan dan kekuatan dalam melanjutkan syiar agama,” pungkasnya. EMBE