
Penanews.id, BANGKALAN – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Achmad Iskandar mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan fenomena El nino khususnya terhadap ketersediaan bahan pangan.
Peringatan ini ia sampaikan saat menghadiri kegiatan workshop di Kampung Sattoan, Kelurahan Pejagan, Kabupaten Bangkalan, Minggu, 10 September 2023.
Workshop ini mengambil tema kebijakan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja Migran menuju Persaingan Global.
Menurut BMKG, el Nino adalah penamaan atas terjadinya fenomena pemanasan Suhu Muka Laut di Samudera Pasifik tengah. Saat suhu muka laut naik di atas normal, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang terkena dampaknya.
Menurut Iskandar, kekeringan yang melanda sebagian wilayah Indonesia saat ini, di mana sumur-sumur mengering dan memicu sulit air, termasuk di Jawa Timur, adalah salah satu dampak dari fenomena tersebut.
Fenomena El Nino semula diprediksi akan berlangsung hingga Desember 2023. Namun penelitian terbaru memprediksi El Nino akan berlangsung lebih lama hingga Februari 2024.
Bila prediksi akurat, salah satu dampak kekeringan yang berkepanjangan ini adalah gagal panen tanaman padi yang secara otomatis juga akan berdampak pada ketersediaan bahan pangan khususnya beras.
Maka itu, kata dia, penting bagi masyarakat untuk mengetahui situasi ini, agar bisa menyiapkan diri akan dampak buruk El Nino tersebut.
“India sudah menyetop impor berasnya. Sebagai antisipasi dampak El Nino. Kita di Indonesia juga perlu bersiap. Agar saat puncak El Nino terjadi, masyarakat lebih siap dan tidak kelimpungan,” Kata Iskandar ditemui usai berdialog dengan masyarakat Bangkalan.
Sementara itu dari dialog dengan warga Pejagan, Achmad Iskandar mengagumi keuletan masyarakat Madura dalam mencari nafkah.
Meski di Madura masih minim lapangan pekerjaan, tapi mereka mampu bekerja di luar negeri. Selain menjadi TKI, mereka juga masuk ke berbagai bidang mulai dari perpabrikan dan perlayaran.
Keuletan itu sampai menjadi identitas suatu desa. Di mana ada desa yang terkenal karena mayoritas penduduknya bekerja di luar negeri, entah sebagai TKI atau pelayaran.
“Ini harus kita dukung, selama punya kemampuan go internasional,karena memang lapangan pekerjaan masih minim. Tentu sambil pemerintah terus mengupayakan terciptanya lapangan pekerjaan di dalam negeri,” Katanya.
EMbe