Penanews.id, BANGKALAN – Desa Parseh di Kecamatan Socah dipilih Polres Bangkalan untuk mengikuti lomba kampung tangguh bebas narkoba 2023 yang digelar Polda Jawa Timur.
Setelah diikutkan lomba, langkah awal dari Dirnarkoba Polda Jatim adalah menerjunkan tim ke Desa Parseh, untuk meninjau langsung posko kampung tangguh bebas narkoba disana serta menjelaskan 20 aspek yang jadi penilaian lomba. Tim ini dipimpin Kasubdit II Dirnarkoba Polda Jawa Timur, AKBP Indra Ranudikarta.
Jauh sebelum diikutkan lomba, tepatnya pada 2017 lalu, Desa Parseh bersama Desa Sanggra Agung telah mendeklarasikan diri sebagai Desa bebas narkoba. Peristiwa ini terjadi di masa Kapolres Bangkalan dijabat AKBP Anisullah M Ridha.
Dalam sesi dialog dengan masyarakat Desa Parseh, Indra Ranudikarta mengatakan salah satu tujuan adanya posko kampung bebas narkoba adalah agar tidak semua perkara terkait narkoba harus berakhir dalam penjara.
Dia menyontohkan bila ada masyarakat yang keluarganya candu narkoba, bisa membawanya ke posko Desa untuk mendapat bantuan rehabilitasi. Indra menjamin warga yang minta bantuan rehabilitasi tak akan terkena masalah hukum. Menurut dia, pecandu narkoba adalah korban.
“Jangan takut di penjara. Maka itu, jangan takut untuk minta bantuan rehabilitasi kalau ada keluarganya yang terindikasi memakai narkoba,” Kata dia.
Faktor Ekonomi
Sementara itu, dalam dialog dengan AKBP Indra Ranudikarta, Kepala Desa Parseh M. Ilyas menceritakan kendala utama yang dia hadapi saat mengajak sejumlah masyarakat untuk tidak lagi menggantungkan penghasilan dari narkoba.
Menurut Ilyas, Mereka umumnya balik menanyakan pekerjaan apa yang akan diberikan Desa bila mereka berhenti tidak jualan narkoba.
“Tolong bantu kami menjawab pertanyaan ini, saya kesulitan menjawab pertanyaan semacam ini,” Katanya.
Saat ini, kata dia, salah satu cara yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Parseh adalah menjadikannya sebagai Desa Wisata.
Kebetulan di Desa Parseh ada bukit kapur yang sudah lama terkenal dengan nama Wisata Gua Pote. Wisata ini sempat viral di media sosial, namun kini sepi pengunjung karena dikelola perorangan.
Dia berencana menghidupkan lagi wisata itu dengan konsep yang lebih baik dan lebih menarik. Saat ini, dia masih mengupayakan pembicaraan dengan banyak pihak karena secara administratif bukit kapur itu berada di tiga Desa. Selain Parseh, sebagian masuk wilayah Desa Jaddih dan Desa Jambuh.
“Desa wisata ini membuka banyak lapangan pekerjaan. Dengan begitu warga bisa punya sumber penghasilan yang baik,” Katanya.
EMbe